1200 Peserta Ikuti Pelatihan Skrining Tumbuh Kembang

Pecahkan Rekor MURI

Palembang222 Dilihat

Palembang, Focuskini

Sebanyak 1200 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak di Kota Palembang mengikuti pelatihan skrining tumbuh kembang. Acara yang digelar oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-61 tahun, di Dining Hall Jakabaring Sport Center (JSC) Palembang, Rabu (14/9/2023).

Ketua Pelaksana pelatihan skrining tumbuh kembang, Dr. Yudianita Kesuma menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari peringatan Dies Natalis FK Unsri yang ke-61 dan merupakan manifestasi dari tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

“Dari 1000 peserta ternyata melebihi target sekitar 1200 orang yang ikut kegiatan ini. Bahkan berhasil mencetak rekor MURI sebagai pelatihan skrining tumbuh kembang guru PAUD terbanyak di Indonesia,”jelasnya sembari mengatakan, skrining tumbuh kembang sangat penting karena akan memengaruhi kualitas generasi penerus bangsa.

Hal tersebut menurutnya sesuai dengan Permenkes No 66 tahun 2014, pemantauan tumbuh kembang dan gangguan tumbuh kembang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan di taman kanak-kanak, melibatkan guru taman kanak-kanak, orangtua anak, dan tenaga kesehatan.

Dijelaskannya, pelatihan skrining ini juga melibatkan 50 fasilitator, sebagian besar di antaranya adalah dokter spesialis anak yang tergabung dalam IDAI Cabang Sumatera Selatan, staf Bagian/KSM Anak FK UNSRI/RSMH, serta dokter spesialis lainnya dan staf FK Unsri, baik yang tinggal di Palembang maupun yang berasal dari luar kota.

Sementara itu Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengapresiasi kegiatan yang digelara FK Unsri sebagai langkah luar biasa karena persiapan untuk menghadapi bonus demografi dengan mendeteksi perkembangan anak secara dini.

“Hasil diagnosa yang diperoleh oleh para ibu ini akan memberikan pedoman bagi tenaga medis dan dokter untuk mengambil langkah-langkah tertentu jika terdapat masalah dalam tumbuh kembang anak, seperti masalah lingkar kepala, berat badan, dan berbagai penilaian lainnya, termasuk kecerdasan,”tegasnya.

Ia menekankan pentingnya layanan kesehatan dalam struktur pemerintahan, terutama dalam pendidikan. Oleh karena itu, ada empat tahap pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

“Peran ibu-ibu tidak hanya sekadar mendeteksi tumbuh kembang anak, tetapi juga merencanakan masa depan. Bangsa Indonesia membutuhkan generasi muda yang lebih unggul, dan jika kita tidak mendeteksi masalah secara dini, maka pendidikan dan perawatan anak akan terganggu,” tambahnya.

Diakuinya, Training of Trainer ini sebagai wujud kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya dalam mendeteksi gangguan tumbuh kembang anak, termasuk permasalahan stunting.

“Ibu-ibu akan diberdayakan oleh para dokter yang berpengalaman ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada para dokter, semoga ini menjadi amal jariyah yang bermanfaat, karena ibu-ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak kita,”pungkasnya. (soim)