Sumsel Tambah 100 Ribu Hektare Lahan

Sokong Swasembada Pangan Nasional

Ekonomi57 Dilihat

Palembang, Focuskini

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan menambah 100 ribu hektare lahan sebagai upaya penambahan 1 juta ton produksi beras yang ditargetkan oleh kementerian Pertanian (Kementan) lewat program cetak sawah guna menyokong swasembada pangan nasional di tahun 2025.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel Bambang Pramono mengatakan jika saat ini pemerintah secara insentif melakukan pemetaan kesesuaian lahan yang akan digunakan, dan di Sumsel ada 4 Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi cetak sawah.

“Lokasi cetak sawah akan diprioritaskan di 4 Kabupaten, yakni Ogan Ilir, Ohan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. Data itu sudah selesai, mapping data yang bisa potensi cetak sawah juga sudah ada,” Kata Bambang, Jum’at (1/11/2024).

Bambang menjelaskan hal itu telah diverifikasi oleh ATR BPR Sumsel dan dilakukan pemetaan oleh Dinas Kehutanan wilayah mana saja yang terdaftar sebagai pemilik serta memiliki potensi untuk cetak sawah.

“Sumsel harus bisa mempersiapkan target-target sasaran dari pemerintah pusat, dari pak presiden dan menteri pertanian. Sehingga selama dua bulan ini kita intensif sekali pengidentifikasian, melakukan mapping lahan-lahan mana yang bisa dicetak, lokasi-lokasi di kabupaten mana yang bisa dioptimasi lahannya, lokasi-lokasi kabupaten mana kelompok tani mana yang akan kita berikan bantuan pompanisasi,” jelasnya.

Ia mengungkapkan produksi beras di Sumsel saat ini dengan jumlah penduduk 9 juta jiwa yaitu sebanyak 1,73 juta ton beras, sedangkan komsumsi rata-rata 98-100 kilo perkapita per tahun. Berarti dalam 1 bulan 70ribu ton untuk wilayah Sumsel, jadi kebutuhan per tahun 840.000 ton beras.

“Produksi kita 1,73 juta ton beras jadi kita masih punya surplus yang kita sumbangkan untuk provinsi lain di Indonesia. Insyaa Allah dengan adanya optimalisasi lahan, peningkatan indeks penanaman yang masih sangat kecil di tahun 2024 indeksnya masih sekitar 1,2 hectare,” ungkapnya.

Artinya, lanjut dia, lahan-lahan yang ada di Sumsel hanya 20 persen yang masih bisa ditanami sebanyak 2 kali, sedangkan yang lainnya hanya 1 kali. Dengan adanya optimalisasi lahan, maka indeks pertanaman dan produksi beras dapat meningkat.

“Diharapkan, dalam 3-4 tahun kedepan Sumsel bisa berkontribusi seiring dengan meningkatkan indeks pertanaman, seiring dengan realisasi cetak sawahnya, dan seiring dengan tingkat produktifitas di Sumsel,” ucap dia. (Tia)