Mahasiswa Harus Berani Tolak Kekerasan dan Eksploitasi

Palembang24 Dilihat

Palembang,Focuskini

Dekan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Ir Bhakti Yudho Suprapto ST MT mengharapkan di era keterbukaan publik sekarang ini masyarakat beserta mahasiswa khususnya kalangan muda harus berani bersuara dan bertindak dalam melindungi perempuan serta anak dari segala macam bentuk kekerasan.

“Pentingnya peran aktif semua pihak khususnya kalangan mahasiswa dalam mencegah serta menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Isu ini bukan hanya menjadi tanggung jawab aparat penegak hukum saja tetapi juga masyarakat, termasuk generasi muda,” terangnya saat menghadiri kampanye edukatif bertajuk “Rise And Speak” di Aula Fakultas Teknik Unsri Bukit Besar, Palembang, Jumat (19/9/2025).

Acara yang digelar oleh Polda Sumsel dalam rangka memperingati Hari Jadi Polisi Wanita (Polwan) ke – 77 ini, turut menghadirkan sejumlah narasumber seperti Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya dan para Polwan perwira Polda Sumsel lainnya.

Kampanye ‘Rise and Speak’ yang mengangkat tema pencegahan dan penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak ini disampaikan, Kombes Pol Nandang Mu’min bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak agar berani mengungkapkan suara mereka dan mengambil tindakan menolak segala bentuk kekerasan serta eksploitasi.

“Melalui inisiatif ini, Polwan Polda Sumsel menanamkan kesadaran pentingnya pelaporan segera terhadap tindakan kekerasan agar dapat ditangani secara cepat,” jelas Kombes Pol Nandang.

Selain menjadi momentum peringatan Hari Jadi Polwan, lanjutnya kegiatan ini menjadi sarana penting bagi Polwan dalam memperkokoh peran mereka mendukung keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

“Tujuan dari kampanye ini adalah untuk memberikan sosialisasi, terutama kepada kaum perempuan dan anak. Apabila mengalami kekerasan ataupun bentuk lainnya, mereka diharapkan berani bicara dan bangkit untuk melaporkan, guna menyelamatkan sesama,” ungkapnya.

“Kegiatan ini juga merupakan wujud nyata kepedulian Polwan Polda Sumsel dalam memberikan edukasi dan membangun kesadaran masyarakat terhadap isu-isu kemanusiaan,” tambahnya.

Dilokasi tampak puluhan
mahasiswa terlihat sangat antusias melontarkan pertanyaan kritis seputar perlindungan hukum, mekanisme pelaporan, hingga bentuk pendampingan terhadap korban kepada para narasumber dari Polda Sumsel yang hadir.

Sesi tanya jawab yang berlangsung tersebut membuat suasana semakin hidup. (Deni)