Palembang,Focuskini
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kembali mencatat capaian positif dalam sektor perdagangan luar negeri dengan melepas ekspor perdana 18 ton produk olahan lokal ke Taiwan, terdiri dari 17 ton kerupuk mentah khas Palembang dan 1 ton gula aren.
Adapun jenis produk yang diekspor meliputi 11.160 kilogram (11,1 ton) kerupuk jumbo kemplang, 6.000 kilogram (6 ton) kerupuk mawar, dan 1.000 kilogram (1 ton) gula aren.
“Ini bukan sekadar pengiriman barang, tetapi bagian dari transformasi ekonomi daerah. Produk olahan seperti kerupuk dan gula aren memiliki nilai tambah yang tinggi dan pasar ekspornya terbuka lebar,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono saat pelepasan ekspor melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang, Rabu (24/9/2025).
Banbang menilai, penguatan sektor UMKM menjadi strategi penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
“Bank Indonesia memiliki program pembinaan UMKM secara menyeluruh. Kami klasifikasikan dari yang masih bersifat subsisten hingga yang siap ekspor. Usaha kerupuk ini termasuk kategori potensial dan kami dukung melalui program onboarding UMKM,” imbuhnya.
Menurutnya, keberhasilan ekspor kerupuk dari Palembang menjadi momentum membangun ekosistem ekspor daerah, di mana keterlibatan sektor perbankan, lembaga keuangan, dan OPD teknis sangat dibutuhkan, terutama dalam akses pembiayaan dan pengembangan kapasitas produksi.
“Ini bagian dari hilirisasi komoditas perikanan yang menghasilkan nilai tambah dan bisa berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan, keberhasilan ini harus didukung oleh penguatan ekosistem, mulai dari rantai pasok bahan baku perikanan, pembiayaan dari perbankan, hingga dukungan dari lintas instansi dan OPD terkait.
Lebih lanjut, BI dan mitra seperti OJK dan dinas terkait akan terus mendorong kemudahan pembiayaan dan penguatan pasar UMKM.
“Ekspor perdana dari Palembang ini sekaligus menjadi langkah awal perluasan pasar ekspor produk kuliner Sumsel ke negara-negara Asia lainnya seperti Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Singapura,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujang mengatakan ekspor produk olahan ini menunjukkan bahwa UMKM daerah memiliki daya saing kuat di pasar internasional, asalkan kualitas tetap dijaga.
“Pasar seperti Taiwan, Jepang, dan Hong Kong sangat ketat soal mutu. Jika kita bisa jaga kualitas produk, terutama dari segi higienitas dan standar ekspor, maka pasar akan terbuka lebih luas,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun nilai ekspor Sumsel tahun 2024 mencapai lebih dari Rp6,7 triliun ke 94 negara, mayoritas masih berupa bahan baku mentah.
Oleh karena itu, ekspor produk olahan seperti kerupuk dan gula aren menjadi langkah penting untuk meningkatkan nilai ekonomi dan memperkuat citra produk lokal.
Di tempat yang sama, Co-Founder perusahaan, Agnes Valentine menegaskan bahwa seluruh produk yang dikirim telah melalui proses uji mutu dan tidak menggunakan bahan tambahan berbahaya.
“Setiap batch kami cek di laboratorium. Pembeli dari Taiwan pun datang langsung ke pabrik untuk melihat standar produksi kami,” tegasnya.
Ia menuturkan pasar utama ekspor kali ini menyasar diaspora Indonesia di Taiwan, termasuk para pekerja migran yang sudah akrab dengan cita rasa kerupuk Palembang.
“Produk kami dikirim dalam bentuk mentah dan akan digoreng langsung oleh konsumen di sana. Biasanya dijual kembali di toko Asia atau pasar tradisional yang melayani kebutuhan komunitas Indonesia,” pungkasnya. (Tia)