BI Sumsel Himbau Masyarakat Waspada Lonjakan Harga Barang dan Jasa

Ekonomi23 Dilihat

Palembang, Focuskini

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan (Sumsel) mewaspadai potensi terjadinya lonjakan harga barang dan jasa yang signifikan pada triwulan III dan IV tahun 2025. Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Bambang Pramono saat kegiatan high level meeting TPID Sumsel di Ballroom Hotel Novotel, Selasa (8/7/2025).

Dikatakannya, momen Tahun Ajaran Baru dan Natal & Tahun Baru juga perlu diwaspadai sebagai pemicu dorongan terjadinya inflasi. Pada penutup semester pertama tahun ini Sumsel mencatatkan inflasi 2,44% (year on year/YoY). Angka itu, kata dia, masih relatif terjaga di dalam kisaran level yang ditentukan yakni sebesar 2,5% nasional.

“Kita masih ada di rentan, kemarin (Juni) 2,44% sedangkan titik tengahnya 2,5%. Jadi kita (Sumsel) masih bagus, menurut pantauan kami demikian,” ujarnya.

BI Sumsel dikatakannya, juga memperkirakan dengan capaian sepanjang semester I tahun ini, laju inflasi di Sumsel pada semester II masih akan berada di kisaran level tersebut. Namun begitu, Bambang memandang antisipasi masih perlu dilakukan utamanya perubahan harga pada kelompok volatile food dan administered price.

Salah satu catatan yang diberikan Bambang yaitu terkait kenaikan ongkos dan harga gas LPG, agar dampaknya tidak memberikan andil yang signifikan. “Kita waspadai (kenaikan harga) makanya kita koordinasi dengan pemerintah daerah agar kenaikannya bisa terjaga tidak tinggi diatas rentang itu,”jelasnya.

Bambang menekankan bahwa pantauan terhadap beberapa aspek pendorong inflasi perlu dilakukan sejalan dengan berlangsungnya momen-momen musiman yang juga memengaruhi terdorongnya inflasi. “Seperti misalnya saat HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) dan juga libur anak sekolah, kita jaga agar tidak tinggi (inflasi) saat itu,” kata Bambang.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Badan Usaha Milik Negara Bidang Industri Manufaktur, Agro, Farmasi dan Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Mochamad Edy Yusuf mengatakan Program yang dikerjalan Sumsel dengan SMP sangat bagus sekali karena terjalin kolaborasi dan sinergi antar banyak pihak. Dia juga menyebutkan bahwa kerjasama antar daerah adalah hal yang sangat penting dalam rangka mengantisipasi terjadinya inflasi.

“Ini penting, saya selalu sampaikan bahwa semua harus kerjasama, tidak bisa mementingkan diri sendiri. Kegiatan hari ini juga bagian dari itu. Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (SMP) membuat Sumsel bisa mandiri,”tegasnya.

Sedangkan Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Henky Putrawan menyebutkan sejumlah catatan yang perlu menjadi perhatian masing-masing kabupaten kota dalam pengendalian inflasi. Pertama, setiap kabupaten kota diminta untuk mewaspadai terjadinya kenaikan inflasi di momen tahun ajaran baru serta momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember mendatang. Dia memerinci, pada kelompok makanan komoditas yang perlu diantisipasi lonjakan harganya meliputi beras, bawang merah, dan juga cabai. “Kenaikan harga ketiganya (komoditas) bisa dipengaruhi faktor cuaca, utamanya akibat musim hujan yang diprediksi datang lebih awal,” terangnya.

Dikatakannya, bahwa setiap kabupaten/kota melakukan upaya pengendalian inflasi melalui sejumlah langkah diantaranya ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, serta kebijakan pendukung. “Dan bagi kabupaten/kota juga harus mencari akar permasalahan dan solusi terkait penyebab kenaikan harga komoditas, karena Sumsel ini merupakan sentra produksi tetapi harga komoditas masih naik,” katanya. (soim)

News Feed