OKI,Focuskini
Perum Bulog Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bangka Belitung (Babel) menyampaikan kesiapannya untuk terus menyerap hasil panen petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) hingga akhir tahun 2025, dengan harga pembelian gabah sesuai standar pemerintah yakni Rp6.500 per kilogram.
Pimpinan Perum Bulog Sumsel Babel, Mersi Windrayani mengatakan bahwa pihaknya telah menyerap gabah petani dari sejumlah kecamatan dan akan terus melanjutkan penyerapan secara merata.
“Alhamdulillah, gabah dari petani di Desa Sepang sudah terserap. Kami akan terus bekerja sama dengan BP dan Gapoktan ke depannya dengan harga Rp6.500 sesuai penugasan dari pemerintah,” ujar Mersi usai meninjau langsung panen di Desa Sepang, Kecamatan Pampangan, OKI, Selasa (23/9/2025).
Mersi mengungkapkan hingga saat ini Bulog telah menyerap sekitar 30 ribu ton gabah dari berbagai kecamatan di OKI, termasuk Lempung Jaya, Tanjung Lubuk, Lempuing, dan Pampangan.
“Kami siap menyerap hingga bulan Desember 2025. Selama masih ada panen, kami tetap buka penyerapan,” ungkapnya.
Kemudian, ia menuturkan jika terkait isu perbedaan harga serap, pihaknya memastikan saat ini harga pembelian telah seragam.
“Memang sebelumnya ada dinamika, tapi sekarang sudah merata harga standarnya Rp6.500. Kami mohon kerja sama dari petani dan mitra supaya proses penyerapan lancar,” tuturnya.
Lebih lanjut, terkait curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir, ia menjelaskan jika memang cukup memengaruhi kualitas dan volume produksi padi petani. Namun, Bulog tetap berkomitmen menyerap hasil panen yang memenuhi standar.
“Curah hujan membuat proses pengeringan lebih lama dan memicu peningkatan serangan penyakit tanaman. Itu berdampak pada hasil panen yang sedikit berkurang dibanding tahun lalu. Meski begitu, kualitas gabah yang masuk ke Bulog tetap tinggi,” jelasnya.
Terkait penyaluran, ia menyebutkan bahwa gabah yang telah diserap akan digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan pemerintah.
“Kami maksimalkan untuk penugasan yang ada, seperti SPHP dan bantuan pangan. Itu jadi prioritas penyaluran ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Kecamatan Pampangan, Yusmar menyatakan kesiapan untuk mendampingi dan mendorong para petani dalam upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) hingga mencapai IP 200 sebagai bagian dari program peningkatan produktivitas pertanian.
Di sisi lain, petani Desa Sepang, Redi berharap harga gabah bisa sedikit lebih tinggi agar petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih layak.
Ia menilai bahwa dengan harga yang lebih baik, petani akan lebih bersemangat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanam.
“Kalau bisa harga dinaikkan sedikit, minimal Rp7.000 per kilogram. Karena harga pupuk, obat-obatan, dan biaya pertanian lainnya sekarang makin mahal. Dan lahan sawah milik saya seluas enam hektare,” ucap dia. (Tia)