Bulog Sumsel Babel Tegaskan Tak Tolak Hasil Panen Petani di OKI

Ekonomi34 Dilihat

Palembang,Focuskini

Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel) menegaskan jika tidak adanya penolakan hasil panen milik petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.

Pimpinan Kanwil Bulog Sumsel Babel, Heriswan menjelaskan pihaknya tidak menolak melainkan menunda mengambil sisa hasil panen yang ada selama 1-2 hari karena kapasitas dryer terbatas.

“Saya jelaskan, bukan kami menolak. Jadi begini, panen dengan kapasitas dryer yang ada di sekitar Bulog yang disewa dengan mitra itu terbatas. Misalnya panen satu hari sebanyak 2.000 ton, sementara kemampuan dryer kita hanya 1.500 jadi yang sisanya itu ditunda bukan ditolak karena dryernya penuh,” ujar Hermawan, Kamis (10/4/2024).

Ia menjelaskan pihaknya tidak bisa memenuhi semua hasil panen sekaligus dalam sehari karena adanya keterbatasan mesin dryer.

“Bulog tidak pernah menolak, tapi karena ada keterbatasan dryer yang tidak bisa memenuhi semua hasil panen makanya kita atur jadwal hasil panen. Ga lama kok, mereka hanya perlu menunggu 1-2 hari. Karena hasilnya akan kembali normal setelah didryer itu kurang lebih 20 jam waktunya untuk gabah karing giling,” jelasnya.

Ia menjelaskan untuk mekanismenya sendiri pihaknya menerapkan sistem jemput bola yakni dengan menjemput langsung gabah yang dibeli dari petani.

“Gabah ini dibeli seharga Rp6.500 per kilogram, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sekarang kita jemput, jadi tidak lagi seperti sebelumnya yang menunggu. Petani siapkan di pinggir sawah, nanti dinaikkan ke truk penjemputan,” jelasnya.

Selain itu, ia mengungkapkan jika akan ada penambahan gudang di Kabupaten OKI dengan memanfaatkan gudang-gudang milik swasta sebagai tempat penampungan hasil panen petani.

“Adapun usulan penambahan gudang di OKI, dikatakan kalau gudang Bulog penuh maka akan menggunakan gudang-gudang swasta untuk disewa sebagai tempat menampung hasil panen yang ada di Sumsel,” ungkapnya.

Kemudian, ia menyebut jika Bulog menargetkan dapat menyerap sekitar 30 persen dari total produksi gabah petani.

“Para mitra dan pelaku usaha juga memiliki kewajiban memenuhi pasar masing-masing. Jadi, sisanya bisa didistribusikan ke pasar oleh para pengusaha. Tapi kami tetap berupaya semaksimal mungkin untuk menyerap hasil panen petani,” ucap dia. (Tia)