Buruh Panggul Rentan Kecelakaan Kerja Kini Bernafas Lega

Berita769 Dilihat

Palembang, Focuskini

Sukirman, 48 tahun, masih menebar senyum meski matahari siang itu sangat menyengat. Berhari-hari selama 8 tahun mengangkut beban berat yang ditanggung di atas bahu tubuhnya yang mungil. Bahkan sampai kemarin, Rabu (30/11/2022), ia tetap bugar meski tiga karung beras dengan bobot masing-masing 20 kilogram di atas pundaknya.

Di pelataran Pasar 16 Ilir Palembang itu, Maman, sapaan akrabnya mengangkut beras dan mie instan serta garam dan tepung terigu dari kereta dorong menuju ke perahu yang parkir di pinggir dermaga Jembatan Ampera.

“Semua ini pesanan dari Bu Lastri, orang dari Tulung Selapan. Saya hanya mengangkut pesanan mereka dari toko ke kapal,” ucap Sukirman.

Pria yang menggunakan kaos warna pink itu mengaku, jadi kuli angkut adalah pekerjaan satu-satunya. Jerih payah inilah yang menghidupi istri dan satu anaknya yang sekarang berusia 9 tahun.

“Dulu pernah jadi buruh bangunan, tapi tidak lama hanya 2 tahun, dan diajak teman jadi buruh panggul disini, dan hasilnya per hari lumayan. Kalau sedang ramai, bisa dapat Rp70.000 sampai Rp90.000. Kadang juga dikasih tips,” jelasnya.

Meski begitu, Maman mengaku seringkali kram karena mengangkat beban berat tersebut. “Kram sudah biasa, apalagi keseleo. Diurut sebentar bisa langsung sembuh,” ucapnya.

Ia sendiri sebenarnya merasa takut jika tubuhnya menjadi rapuh karena giat bekerja. Bahkan ia seringkali melamun, memikirkan jika nanti sudah tua ataupun sakit-sakitan.

“Namanya risau pasti ada. Apalagi ini pekerjaan berat. Kecelakaan kerja bisa saja terjadi. Tapi saya berserah kepada Allah. Dan untungnya saya sudah terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan. Jadi tetap merasa nyaman,” ucapnya.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pihaknya membagikan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerja non informal, seperti pedagang dan kuli angkut di Pasar 16 Ilir Palembang.

“Saya terharu ini para pedagang bisa mendapatkan perlindungan dari BPJS ketenagakerjaan, dengan ini mereka akan merasa aman dalam bekerja. Kita berharap kegiatan ini dapat memantik kepedulian saudara kita terutama para OPD, instansi vertikal dan lembaga bisa memberikan bantuan untuk mengcover saudara-saudara kita ini, karena kegiatan seperti ini perlu diawali dalam membangkitkan kepedulian,” tegasnya.

Menurut Herman Deru, pekerja sektor nonformal menjadi salah satu pendukung utama dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi. Karena itu sudah sepantasnya para pekerja non formal tersebut diberikan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Sementara itu Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palembang, Moch. Faisal, mengatakan program yang digulirkan Pemprov Sumsel bersama CSR perusahaan diharapkan bisa jadi pemantik untuk pekerja sektor informal menjadi peserta BPJamsostek.

“Apalagi iurannya relatif murah hanya Rp16.800 per bulan, bahkan lebih murah dari sebungkus rokok,” katanya. Oleh karena itu, Faisal menambahkan, pihaknya mengimbau agar pekerja informal untuk tidak usah takut terhadap besaran iuran BPJS Ketenagakerjaan.

“Kalau masyarakat merasa tidak punya tabungan untuk perlindungan kerja, daftarlah BPJS Ketenagakerjaan, mana ada asuransi yang iurannya Rp16.800, kalau nabung untuk mendapatkan manfaat Rp42 juta baru bisa terkumpul 200 tahun lagi,” katanya. (Yunani)