Dinas Pertanian Sumsel: Petani Jangan Buru-Buru Panen Padi Agar Nilai Jual Tinggi

Palembang7 Dilihat

Palembang, Focuskini

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan meminta para petani untuk jangan terburu-buru saat akan memanen padi agar nilai jualnya tinggi.

“Petani tidak usah cepat-cepat memanen padinya supaya dapat harga jual lebih tinggi guna menghindari bulir hampa dan hijau karena bisa kena rafaksi harga. Jadi tunggu semua matang merata, karena harga yang akan ditampung sama lewat HPP yang sudah ditetapkan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Sumsel Bambang Pramono, Jum’at (17/1/2025).

Bambang mengatakan kenaikan HPP gabah tidak hanya akan membantu kesejahteraan petani, tapi juga meningkatkan produksi. Apalagi, seluruh hasil panen petani akan diserap Bulog. Bahkan, Pemda juga diminta membantu menyiapkan gudang.

“Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka sesuai arahan Menko Pangan kemarin DPTPH dan Dinas Ketahanan Pangan akan menindaklanjuti ke semua bupati/walikota untuk menyiapkan gudang. Kembali membuka lumbung-lumbung di desa untuk menampung hasil gabah petani,” katanya.

Ia menjelaskan panen awal tahun menjadi penopang dan kontribusi tertinggi produksi padi. Berdasarkan data BPS Januari-Februari 2024, luasan lahan yang panen mencapai 119.051 hektare (Januari 44.351 hektare dan Februari 74.699 hektare).

“Jika per hektare saja mampu menghasilkan 5,6 ton, maka sepanjang dua bulan itu saja bisa mencapai 666 ribu ton. Belum lagi saat puncak panen yang akan terjadi pada Maret nanti. Jadi, kontribusi panen awal tahun bisa sampai 70 persen,” jelasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya optimistis produksi beras akan naik pada Tahun 2025. Sebab, banyak bantuan pemerintah pusat yang menunjang produksi padi di Sumsel.

“Di tahun 2021, Sumsel mampu memproduksi 2,55 juta ton, 2022 naik 2,77 juta ton, 2023 juga naik 2,83 juta ton dan 2024 naik sedikit jadi 2,84 juta ton. Tren kenaikan itu ditengah penurunam produksi di provinsi lain,” kata dia. (Tia)