FOCUSKINI.ID, PALEMBANG – Upaya ekspor komoditas perikanan dari Sumatera Selatan kembali membuahkan hasil positif. Sebanyak 11 ton udang black tiger beku (Penaeus monodon) berhasil lolos sertifikasi karantina dan siap diekspor ke Jepang, salah satu negara dengan standar keamanan pangan paling ketat di dunia.
Langkah ini dilakukan oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karantina Sumsel) di bawah naungan Badan Karantina Indonesia (Barantin). Komoditas ekspor senilai kurang lebih Rp2 miliar itu dinyatakan memenuhi semua persyaratan teknis dan sanitasi yang ditetapkan negara tujuan.
Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari, mengatakan bahwa Jepang sangat selektif terhadap produk hasil laut yang masuk ke negaranya, terutama udang. Salah satu syarat utama ekspor adalah memastikan udang bebas dari White Spot Syndrome Virus (WSSV), penyakit yang sangat merugikan dalam sektor budidaya udang.
“Selain bebas WSSV, Jepang juga menuntut sistem jaminan mutu berbasis Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), yang mencakup seluruh rantai produksi hingga distribusi,” jelas Endah dalam keterangan tertulis, Minggu (4/8/2025).
Endah menjelaskan, sebelum dikirim, udang black tiger tersebut telah menjalani serangkaian tindakan karantina mulai dari pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, hingga uji laboratorium. Hasil laboratorium memastikan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi dan layak untuk dilalulintaskan keluar negeri.
Sebagai bukti pemenuhan standar, petugas Karantina Sumsel menerbitkan sertifikat kesehatan ikan yang menjadi dokumen resmi untuk ekspor. Sertifikasi ini tidak hanya memenuhi ketentuan negara tujuan, tetapi juga menjadi jaminan kualitas dan keamanan pangan bagi konsumen di luar negeri.
Menurut Endah, ekspor produk perikanan seperti ini tidak lepas dari peran banyak pihak. “Kami terus berupaya mendorong ekspor komoditas unggulan Sumatera Selatan. Namun tentu saja, sinergi antara pelaku usaha, pemerintah daerah, dan instansi pusat sangat diperlukan untuk menjaga konsistensi dan kualitas ekspor,” ujarnya.
Ia menambahkan, Karantina Sumsel berkomitmen mendukung akselerasi ekspor nasional tanpa mengabaikan aspek biosekuriti, kesehatan ikan, serta kepatuhan terhadap regulasi negara tujuan. “Hal ini menjadi bagian penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam perdagangan hasil perikanan dunia,” pungkasnya.