GPTPN X Digelar di Sumsel, Kenalakan Teknologi Padi Apung

Palembang27 Dilihat

Palembang,Focuskini

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi tuan rumah Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional (GPTPN) ke-10 di Jakabaring Sport City, Palembang yang resmi dibuka pada, Sabtu (13/9/2025).

Program ini sebagai bagian dari upaya untuk mendukung petani lokal dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan nasional, serta memperkuat sistem perbenihan nasional dalam mendukung target swasembada pangan.

Ini merupakan upaya untuk memfasilitasi kerja sama produksi benih dan pemanfaatan teknologi budidaya padi pada lahan rawa terutama di Sumsel,” ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru.

Ia menyebut jika dari kebutuhan benih sekitar 27.000 ton per tahun, Sumsel baru mampu memenuhi sekitar 8.000 ton.

Produktivitas pertanian tidak hanya bergantung pada luas lahan, tetapi juga pada kualitas input terutama benih unggul yang bersertifikat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumsel, Bambang Pramono mengatakan acara Gebyar Perbenihan Nasional kali ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan dua inovasi utama yang dikembangkan Sumsel.

Inovasi tersebut adalah teknologi padi apung untuk mengatasi tantangan budidaya di lahan rawa tergenang, serta peluncuran Gerakan Sumsel Mandiri Benih Padi yang ditargetkan tuntas pada tahun 2029.

Padi apung ini sangat relevan karena sekitar 73 persen lahan pertanian di Sumsel adalah lahan rawa yang sulit ditanami saat musim hujan. Dengan teknologi ini, lahan yang tergenang pun tetap bisa dimanfaatkan,” katanya.

Ia menjelaskan jika gerakan kemandirian benih padi akan mulai diimplementasikan pada 2026 dengan menyalurkan bantuan benih untuk 200 ribu hektare lahan.

Tujuannya agar petani dapat memproduksi atau mengakses benih sendiri tanpa tergantung pada pasokan dari luar daerah,” jelasnya.

Ia menyebut kebutuhan benih Sumsel mencapai 27 ribu ton per tahun, tapi saat ini kita baru mampu memenuhi sekitar 8 ribu ton.

Itu artinya baru sekitar 30 persen. Dengan dukungan Kementerian, APBD provinsi dan kabupaten, kami optimistis bisa memenuhi kebutuhan 100 persen pada 2029,” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Sumsel juga memamerkan 79 varietas benih unggul yang dapat menjadi referensi bagi kontingen dari 27 provinsi yang hadir.

Sebanyak 398 peserta dari berbagai daerah bisa menyaksikan langsung varietas mana yang paling sesuai untuk wilayah mereka. Harapannya, Sumsel ke depan tak hanya mandiri benih, tapi juga bisa menjadi pemasok benih nasional,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Yudi Sastro menyampaikan apresiasi terhadap langkah Sumsel sebagai provinsi yang proaktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Ia mengungkapkan Presiden RI menargetkan pencapaian swasembada pangan khususnya beras dan jagung dapat terealisasi dalam waktu singkat.

Menurutnya, penyelenggaraan acara di Sumsel sangat tepat, mengingat provinsi ini memiliki luas lahan pertanian yang besar, program strategis nasional yang aktif, serta kontribusi signifikan terhadap produksi pangan nasional.

Benih adalah komponen paling mendasar. Harus cukup, datang tepat waktu, berkualitas, dan bersertifikat. Tanpa itu, produktivitas tidak akan optimal,” pungkasnya. (Tia)