Guru SMK Sumsel Didorong Hadirkan Transisi Energi di Ruang Kelas

Palembang11 Dilihat

Palembang,Focuskini

Transisi energi tidak lagi menjadi urusan teknokrat dan industri semata. Di Sumatera Selatan, para guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mulai dilibatkan sebagai ujung tombak pendidikan energi bersih di ruang kelas.

Melalui pelatihan bertajuk Training of Trainer (ToT) Guru Juara Energi pada Selasa, 25 Juni 2025, guru-guru SMK se-Palembang belajar langsung praktik penggunaan KIT Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta strategi pembelajaran berbasis energi terbarukan. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Generasi Energi Bersih (Gen-B) Palembang.

Lisparida, M.Pd., dari Seksi Kurikulum SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, menegaskan pentingnya keterlibatan guru dalam membawa isu energi bersih ke dalam ruang kelas.

“Garda terdepan adalah bapak-ibu guru. Materi seperti ini, meski belum masuk secara formal dalam kurikulum, justru bisa memperkaya kompetensi siswa agar lebih siap menghadapi tantangan industri,” ujarnya.

Pelatihan ini dipandu oleh Ir. Zulkiffli Saleh, M.Eng, dosen Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Palembang, yang memberikan sesi praktik langsung merakit dan mengoperasikan KIT PLTS. Dengan pendekatan project-based learning, guru didorong mengajarkan energi bersih secara aplikatif dan kontekstual.

Sumatera Selatan sendiri memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Beberapa SMK, seperti SMK Negeri 1 Banyuasin III, telah memiliki miniatur pembangkit listrik dan sedang mengembangkan bengkel yang akan disertifikasi untuk layanan motor listrik. Beberapa sekolah juga mulai mempelajari konversi motor berbahan bakar fosil menjadi motor listrik sebagai bentuk nyata dukungan terhadap agenda transisi energi.

Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel berharap pelatihan semacam ini dapat diperluas ke lebih banyak SMK, khususnya yang memiliki program keahlian kelistrikan.
“Anak didik kita harus tahu persoalan energi hari ini, karena mereka bukan hanya calon pengguna, tapi juga calon inovator energi masa depan,” tambah Lisparida.

Boni Bangun, perwakilan dari IESR, menyampaikan bahwa keterlibatan guru dalam isu transisi energi merupakan langkah strategis untuk membangun dan menyiapkan generasi yang sadar energi terbarukan sejak dini.

“Kami percaya bahwa lembaga pendidikan adalah pintu masuk paling efektif untuk menciptakan perubahan dalam menyiap generasi muda yang memiliki skill di industri energi terbarukan sehingga dapat mendukung percepatan transisi energi di Provinsi Sumsel. Melalui lembaga pendidikan di tingkat SMK/SMA, pesan dan pembelajaran tentang energi bersih bisa masuk ke generasi muda, serta secara tidak langsung tersampaikan hingga ke rumah-rumah, komunitas, hingga ke masyarakat luas,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera Selatan. Dewi Yusmarni, S.T., Kepala Seksi Energi Terbarukan Dinas ESDM Sumsel, menyampaikan komitmen pemerintah provinsi dalam mendorong transisi energi.

“Pemprov Sumsel siap menjalankan dan mendukung program transisi energi menuju net zero emission 2060 yang telah ditargetkan baik secara nasional maupun internasional. Kami akan terus berkontribusi dalam pengembangan sektor EBT dan diversifikasi energi guna mendapatkan energi bersih yang ramah lingkungan. Ke depan, kami berharap pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Sumatera Selatan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.”

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, para guru peserta diwajibkan membuat proyek akhir berupa penerapan KIT PLTS dalam kegiatan belajar-mengajar dan membagikan pengalaman mereka melalui media sosial. Langkah ini diharapkan menjadi awal dari lahirnya Guru Juara Energi dari Sumatera Selatan yang membawa semangat transisi energi ke generasi muda.

Bagas Pratama, Ketua Gen-B Palembang, menegaskan bahwa keterlibatan guru juga menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif di masyarakat.

“Kami ingin energi surya tak hanya jadi wacana, tapi tumbuh nyata dari atap-atap rumah. Untuk itu, semua pihak perlu ambil bagian menyongsong Indonesia bebas emisi 2060.”(soim)