Harga Pangan dan Biaya Pendidikan Pendorong Utama Inflasi Sumsel

Ekonomi23 Dilihat

Palembang,Focuskini

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat laju inflasi tahunan (year-on-year) sebesar 2,88 persen pada Juli 2025.

“Angka ini berada di atas inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,37 persen. Tren inflasi di Sumsel masih dipengaruhi oleh lonjakan harga komoditas pangan dan biaya pendidikan, terutama menjelang tahun ajaran baru,” ujar Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto saat diwawancarai langsung usai rilis inflasi pada, Jum’at (1/8/2025).

Wahyu menyebut tekanan inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

“Komoditas seperti beras, cabai rawit, bawang merah, dan daging ayam ras masih memberikan andil besar terhadap kenaikan inflasi,” imbuhnya.

Menurutnya, harga beras terus menunjukkan peningkatan dalam beberapa bulan terakhir akibat kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) di tingkat produsen.

“Kenaikan ini turut memengaruhi harga jual beras di pasaran,” tuturnya.

Menanggapi isu beras oplosan yang sempat mencuat, ia mengatakan hingga saat ini belum ditemukan pengaruh signifikan terhadap perhitungan inflasi.

“Berdasarkan pemantauan lapangan, perbedaan kualitas beras belum berdampak pada variabel harga yang dihitung oleh BPS. Akan tetapi, praktik pengoplosan beras dapat berdampak pada kepercayaan konsumen dan citra pasar, meskipun belum masuk dalam indikator statistik inflasi,” katanya.

Dari sebelas kelompok pengeluaran yang diamati BPS, sektor makanan menempati porsi terbesar dalam struktur konsumsi masyarakat Sumsel, yakni hampir 40 persen.

“Fluktuasi harga pangan terutama beras dinilai sangat memengaruhi arah inflasi daerah,” lanjutnya.

Selain pangan, salah sartu penyebab inflasi yaitu biaya pendidikan juga menjadi salah satu pendorong inflasi musiman pada Juli dan Agustus.

Ia menjelaskan jika kenaikan harga perlengkapan sekolah, seperti seragam, buku tulis, dan alat tulis, menambah tekanan pada daya beli masyarakat.

“Menjelang tahun ajaran baru, kami merekomendasikan agar dinas terkait mengimbau sekolah-sekolah untuk tidak memberlakukan pungutan tambahan yang tidak sesuai ketentuan,” jelasnya.

Ia menyampaikan royeksi Inflasi dan langkah antisipatif target inflasi Sumsel pada 2025 ditetapkan sebesar 2,5 persen, dengan batas toleransi 1,5 hingga 3,5 persen.

Dengan angka inflasi saat ini mencapai 2,88 persen, pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat berbagai strategi pengendalian harga.

“Langkah-langkah seperti operasi pasar, program pasar murah, serta penguatan distribusi pangan perlu terus dilaksanakan secara konsisten,” tambahnya.

Kemudian, untuk sektor transportasi, BPS mencatat penurunan penggunaan moda angkutan udara selama musim libur, baik domestik maupun internasional.

“Masyarakat cenderung memilih moda transportasi darat seperti mobil pribadi, kereta api, dan kapal laut. Tingginya harga tiket pesawat menjadi salah satu alasan peralihan moda transportasi ini. “Mobil pribadi dianggap lebih ekonomis, terutama untuk perjalanan keluarga,” ucap dia. (Tia)