Palembang, Focuskini
Ingin merasakan kelezatan pempek Palembang dengan harga yang sangat terjangkau, segera kunjungi Sentral Kampung Pempek 26 Ilir Palembang. Salah satunya Toko Pempek Lala di Jalan Mujahidin Kelurahan Talang Semut 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Kota Palembang Provinsi Sumsel menyediakan beragam pempek. Mulai dari pempek telur, pempek adaan, pempek pistel, pempek kulit, pempek lenjer, pempek keriting, hingga pempek kapal selam juga tersedia di tempat ini. Tidak hanya pempek, beragam makanan khas Palembang lainnya juga dijual di sini, seperti lenggang bakar, otak-otak, model ikan, model gandum, tekwan, kerupuk dan kelempang.

Seperti yang diceritakan Pengelola Toko Pempek Lala, Firman saat ditemui di Toko Pempek Lala,Rabu (02/10/2024) bahwa Nama Pempek Lala berasal dari nama pemilik usaha, yakni Nyimas Fadillah. Di masa-masa awal merintis usaha pada tahun 2007, Nyimas Fadillah menggunaakan gas tabung elpiji untuk memproduksi makanan khas Palembang dan terus berkembang menjadi pempek legendaris yang banyak dikenal di Kota Palembang. Hal tersebut karena Pempek Lala memiliki rasa pempek yang lezat, banyak varian dengan harga sangat terjangkau alias murah. Banyak sekali pecinta kuliner dan pelancong dari berbagai daerah bahkan ada yang berasal dari luar negeri turut mencicipi serta ketagihan menikmati Pempek Lala.

Sajian Kuliner Tradisional Dengan Memanfaatkan Gas Alam
Sebagai salah satu pelanggan komersil PGN Area Palembang, sajian kuliner tradisional Palembang dari Toko Pempek Lala tidak terlepas dari peran si api biru gas alam PGN. Toko Pempek Lala yang termasuk dalam kategori pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini memanfaatkan gas alam sejak tahun 2021 hingga sekarang.
Awal mula menggunakan gas alam PGN diceritakan Firman, karena adanya sosialisasi dari karyawan PGN area Palembang yang mendatangi langsung toko serta mendengar informasi dari media-media seputar manfaat dan keunggulan menggunakan gas alam. Setelah mendapatkan informasi, akhirnya dilakukan pengajuan berlangganan penyambungan pipa gas alam PGN setelah sebelumnya diberikan edukasi seputar jaringan gas, termasuk penghitungan kebutuhan berdasarkan panjang pipa sambungan, penempatan regulator, penggunaan keran atau valve sebagai indikator menghidupkan gas hingga penyampaian teknis untuk pemasangan instalasi sambungan.
“Setelah pengajuan pemasangan ke pihak PGN Area Palembang, tidak butuh waktu lama diproses.Membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua minggu untuk memprosesnya. Calon pelanggan hanya mengeluarkan biaya untuk pembelian peralatan instalasi dan perakitan panjang pipa. Pemasangan gas alam memberikan manfaat ke depanya, pemakaian gas bumi lebih efektif, efesien dan aman ketimbang menggunakan gas tabung elpiji,”jelasnya.
Diungkapkannya, sebelum menggunakan gas alam, produksi Pempek Lala menggunakan gas tabung elpiji dan biaya produksi yang dikeluarkan cukup besar sekitar Rp 70 juta/bulan.Namun, setelah beralih ke gas alam PGN biaya produksi bisa dipangkas menjadi Rp 20-25 juta/bulan, selisih yang dikeluarkan dari sebelum dan sesudah menggunakan gas alam lumayan cukup besar. Karena biaya gas dihitung berdasarkan jumlah gas berdasarkan meteran gas PGN yang terpasang di Toko Pempek Lala.
Untuk produksi pempek dikatakannya, dalam satu hari dari bahan baku ikan sebanyak 200 sampai 300 Kg bisa dibuat adonan menjadi 400 Kg pempek yang dihasilkan atau sekitar 10 ribu biji pempek. Bahkan produksi bisa meningkat di akhir tahun atau masa-masa libur sekolah karena banyak permintaan dan peminat untuk oleh-oleh serta saat pemilihan kepada daerah juga mengalami peningkatan.
“Peningkatan produksi pempek berpengaruh terhadap omzet, naik sekitar 30 persen dibanding hari biasa. Meningkatnya produksi pempek juga berpengaruh pada pemakaian gas alam,”tegasnya.
Pekerja Lebih Terlindungi Dengan Menggunakan Gas Alam
Dengan melibatkan sekitar 40 pekerja dalam produksi Pempek Lala, para pekerja terutama yang di dapur tidak pernah menemukan masalah serius dalam penggunaan gas alam PGN. Ada sekitar 10 titik lebih keran pipa jaringan gas alam yang berpusat di Jalan Merdeka yang terhubung ke dapur Pempek Lala untuk memproduksi pempek. Panel pusat sambungan jarigan gas berada di luar dapur, namun setiap pekerja yang bertugas memasak memiliki keran valve sendiri untuk menghidupkan gas saat memasak, sehingga tidak mengganggu pekerja lain.
Seperti halnya yang diutarakan salah satu pekerja Pempek Lala yang bertugas di dapur, Aisyah (47 tahun) yang sudah bekerja di Toko Pempek Lala sekitar 7 tahun, bahwa saat memasak dengan menghidupkan gas alam tidak perlu khawatir akan meledak karena lebih aman dan tidak perlu repot untuk gonta-ganti tabung. Dibanding sebelum menggunakan gas alam menurut ibu dari 4 anak ini, saat menggunakan gas tabung elpiji lebih repot untuk gonta-ganti tabung ketika gas habis.
“Kita petugas yang di dapur selalu repot ketika gas habis saat menggunakan gas tabung elpiji membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengganti tabung. Saat beralih ke gas alam kita tidak perlu gonta-ganti lagi tabung, karena begitu keran dihidupkan langsung bisa digunakan untuk memasak, setelah selesai memasak keran gas dimatikan,”ujar wanita yang spesialis membuat pempek varian krispi ini.
Hal senada dikatakan Lia (32 tahun) warga Kertapati Palembang yang sudah bertugas di dapur selama 4 tahun dan Leni (30 tahun) warga 12 Ulu Palembang yang baru bergabung satu tahun sebagai tukang masak di dapur, bahwa selama menggunakan gas alam baik saat menghidupkan atau mematikan keran gas tidak menemukan masalah. Bahkan proses memasak lebih cepat dibanding menggunakan gas tabung karena besar kecilnya api bisa disesuaikan.
“Kita juga tidak perlu khawatir gas akan habis saat memasak. Karena gas alam yang ditanam dengan menggunakan jaringan pipa tersedia 24 jam dalam 7 hari. Selain itu kita juga tidak takut akan terjadi ledakan saat menggunakan gas alam,”ungkap Lia.
PGN Area Palembang Berikan Pelayanan Terbaik ke Pelanggan
Sementara itu Area Head PGN Palembang, Braman Setyoko menjelaskan gas alam atau gas bumi memiliki manfaat dan peran penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia seperti mendukung perindustrian, pembangkit listrik, komersil dan untuk kehidupan sehari-hari. Gas alam juga memiliki beberapa keunggulan, lebih praktis karena gas disalurkan menggunakan pipa sehingga lebih hemat tempat dan praktis untuk digunakan.
Pasokan gas alam dikatakannya, juga selalu tersedia dengan kualitas terjamin. Dengan begitu, pelanggan tidak perlu khawatir kehabisan gas karena gas alam tersedia 24 jam 7 hari. Tidak hanya dipakai untuk kompor pada rumah tangga, gas alam juga bisa digunakan oleh pelaku usaha atau komersial.
“Toko Pempek Lala ini adalah salah satu pelanggan komersil PGN Area Palembang sejak tahun 2021, sejak berlangganan hingga sekarang tidak pernah ada aduan atau keluhan yang berarti terkait dengan penggunaan gas alam yang dipakai untuk memproduksi pempek,”ujarnya sembari berharap ke depan akan banyak juga pelaku usaha atau UMKM yang menggunakan gas alam PGN sehingga bisa menghemat dan lebih ramah lingkungan.
Ditegaskannya, PGN berkomitmen untuk selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan menyalurkan gas tanpa henti yang didukung tim siaga 24 jam. Pemanfaatan gas PGN yang murah dan handal diharapkan dapat membantu para pelanggan seperti Pempek Lala ataupun pelanggan lainnya untuk terus tumbuh dan menyediakan produk yang kompetitif dan akan memberikan dampak positif bagi PGN, pelanggan, dan konsumen.
Terkait dengan target dijelaskannya di tahun 2024 selain menambah jumlah Pelanggan Komersial dan Industri (KI) dan Pelanggan Kecil (PK), PGN Area Palembang juga ditarget menambah Pelanggan Rumah Tangga yang dikenal dengan sebutan GasKita. Dari catatan GasKita Tahun 2024 untuk target penambahan jumlah pelanggan Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Provinsi Sumsel sebanyak 1.624 SRT tersebar dari potensi capel yang tersedia di Kecamatan Sekayu sekitar 2.500 SRT. Untuk target penambahan jumlah pelanggan Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin sebanyak 1.500 SRT dan 6 PK dari potensi capel yang tersedia di Kecamatan Talang kelapa Banyuasin dengan rincian 731 SRT di Perumahan Kenten Sejahtera dan 769 SRT di Perumahan Griya Damai Indah.
Sedangkan total jumlah pelanggan PGN se-Sumbagsel dijelaskannya sebanyak 49.754 pelanggan dengan rincian pelanggan RT PSI di Kota Palembang berjumlah 6.670 pelanggan, PK non jargas di Kota Palembang 160 pelanggan, PK jargas di Kota Sekayu 2 pelanggan, jargas Sekayu Sumsel 9.863 pelanggan, jargas Sarolangun Jambi 4.765, jargas Gelumbang Sumsel 3.441,jargas Bayung Lencir Sumsel 3.490,jargas OKU Sumsel 3.710 pelanggan, jargas Sungai Lilin Sumsel 2839 pelanggan, jargas Banyuasin Sumsel 6.287 pelanggan, jargas OKU Timur Sumsel 2.923 pelanggan, jargas Empat Petulai Dangku Sumsel 2.370 pelanggan, jargas Tanjung Jabung Barat Jambi 3.139 pelanggan dan komersil industri di Kota Palembang dengan 95 pelanggan.
Ditambahkan Braman, PGN terus memberikan kepuasan kepada pelanggan terhadap pemakaian gas alam. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan kebijakan energi bersih pemerintah demi keberlanjutan industri dalam memenuhi kebutuhan gas alam yang semakin meningkat. Perluasan bisnis jaringan gas alam selaras dengan target Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) melalui penggunaan energi lebih ramah lingkungan dari gas bumi. (soimah)