Haru dan Bangga Warnai Pelepasan Panitera & Sembilan Calon Hakim di PN Palembang

Hukrim28 Dilihat

Palembang,Focuskini

Pengadilan Negeri Palembang kelas IA Khusus mengadakan sebuah acara Pelepasan Panitera dan Sembilan Calon Hakim di PN Palembang, yang bertempat di halaman gedung musium tekstil, Senin (10/6/25)

Adapun untuk perpindahan tugas Panitera PN Palembang, Muhammad Teguh, ke Pengadilan Tinggi (PT) Bengkulu, dan pelepasan sembilan Calon Hakim serta pelepasan purnabhakti 3 Paniterea Pengganti

Dalam kata sambutan Ketua PN Palembang, Agus Walujo Tjahjono, SH, Mhum mengucapkan terima kasih atas kerja samanya selama ini, atas dedikasinya dan kontribusi luar biasa yang telah diberikan Panitera kepada PN Palembang.

“Until sosok Bapak Muhammad Teguh bukan hanya seorang Panitera, tetapi juga seorang pemimpin tim yang handal, mitra kerja yang sangat solid. di bawah kepemimpinannya, pelayanan perkara di PN Palembang menunjukkan peningkatan signifikan, baik dalam hal akurasi administrasi, kecepatan proses, dan menjaga peringkat EIS serta penguatan sistem informasi pengadilan yang sistematis.’’ Ucapnya

Setelah ketua PN Palembang menyampaikan kata sambutan dilanjutkan Panitera Muhammad Teguh dalam pidato juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar PN Palembang.

“PN Palembang bukan hanya tempat kerja, tetapi telah menjadi rumah kedua bagi saya dan keluarga. Setiap sudut ruangan ini, setiap wajah sahabat sejawat, akan selalu membekas dalam ingatan. Terima kasih atas kepercayaan, dukungan, dan persaudaraan yang luar biasa selama ini.” Ucap teguh dengan rasa haru saat menyampaikan pidato nya

Selain itu teguh juga menyampaikan pesan khusus kepada staf panitera yang ditinggalkannya. “Teruslah bekerja dengan penuh tanggung jawab, jaga selalu jaga integritas, dan layani masyarakat dengan hati.

“PN Palembang adalah institusi besar dengan sumber daya manusia yang hebat. Saya yakin, di bawah kepemimpinan Ketua yang bijaksana dan Panitera baru yang akan ditunjuk, PN Palembang akan mencapai prestasi yang lebih gemilang.” Jelasnya

Selain itu Teguh juga berjanji berkomitmen akan siap untuk membawa pengalaman terbaiknya melayani peradilan Tinggi di Bengkulu.”Tegasnya

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata simbolis dari Ketua dan Wakil ketua PN Palembang kepada Panitera Muhammad Teguh, disusul pemberian kenang-kenangan dari perwakilan Hakim. Jabat tangan dan pelukan hangat mewarnai sesi penutup bagian pertama acara ini, mengiringi kepergian seorang panitera yang sangat dihormati.

Selain pelepasan Panitera, Suasana harua bercampur bangga juga mewarnai pelepasan sembilan calon Hakim yang selama satu tahun 6 bulan mengikuti bimbingan dan pelatihan hakim di PN Palembang kelas IA Khusus.

Sembilan Calon Hakim yang telah menyelesaikan pendidikan dan magang panjang di berbagai pengadilan, termasuk PN Palembang, diperkenalkan dan dilepas secara resmi sebelum pelantikan mereka Selasa 10 Juni di Mahkamah Agung Jakarta.

Adapun Kesembilan Calhak tersebut adalah
1. Bilma Diffika, S.H
2. Tessa Wylandari, S.H
3. Fakhri Abdullaj, S.H
4. M Khoirul Iqbal, S.H
5. Sadana, S.H
6. Reza Ria nanda, S.H.
7. M Irwansyah, S.H
8. Neyditama Sakni, S.H
9. Imam Sanjaya, S.H

Dalam sambutannya yang penuh semangat, Ketua PN Palembang menyampaikan pesan khusus kepada kesembilan Calhak, “Esok, kalian akan mengucapkan sumpah jabatan yang sakral. Ingatlah selalu bahwa sumpah itu bukan sekedar formalitas, tetapi ikrar suci di hadapan Tuhan dan rakyat. Jabatan hakim adalah amanah yang berat, penuh godaan, namun juga mulia.”

Beliau menggarisbawahi beberapa prinsip utama: “Pegang teguh independensi. Hakim hanya tunduk pada hukum dan suara hati nurani. Jaga integritas seperti menjaga nyawa sendiri. Tinggalkan segala kepentingan pribadi di luar pintu ruang sidang.

Kedepankan profesionalisme dengan mendalami hukum secara terus-menerus dan memutus perkara berdasarkan fakta serta hukum yang berlaku secara adil.” Tegas Ketua Palembang Palembang

Selain itu Ketua PN juga berpesan agar mereka menjadi hakim yang berani dan bijaksana. “Beranilah mengambil keputusan yang benar, meski tidak populer. Tapi lakukan dengan kebijaksanaan, kearifan, dan tutur kata yang santun. Hormati para pihak, pengacara, dan sesama penegak hukum. Kalian adalah harapan baru bagi penegakan hukum yang lebih baik, lebih adil, dan lebih terpercaya di Indonesia.”Tutupnya (ANA)