Palembang, Focuskini
Honda Beat meski tidak ada riset resmi, namun media mencatat adalah kendaraan paling sering jadi incaran orang tidak bertanggungjawab. Lantas apa sebabnya?
Media ini mencoba menanyakan perihal itu kepada komunitas Honda Beat Club (HBCP) Palembang. Rudi salah satu anggota HBCP berucap, Honda Beat memiliki keunggulan tersendiri. Motor ini lebih simpel, ringan dan irit BBM.
“Selain itu, motor keluaran tahun lama, teknologinya belum semaksimal sekarang yang sudah dilengkapi alarm remote otomatis. Makanya (produksi tahun lama) tingkat keamananya lebih rendah,” jelas dia, Senin (9/1/2023).
Karena banyak yang suka juga, membuat dibentuk Komunitas Honda Beat Club Palembang (HBCP). Para pengendara HBCP juga ada panggilan istimewanya, yakni BeatKers.
Honda Beat Club Palembang (HBCP) terbentuk awalnya dari tiga orang yang berinisiatif membuat wadah untuk pengguna dan pemerhati Honda Beat yang ada wilayah Kota Palembang
Media Mills pertama kali merekrut anggota, sementara kegiatan kopdar (kopi darat), pertama HBCP diadakan di Simpang 4 DPRD Sumsel dan sekitar jalan Kapten A Rivai.
“Setelah anggota mencukupi 10 Beatkers maka kami memberanikan diri untuk mendeklarasikan Honda Beat Club Palembang secara resmi di Jakarta agar dikenal masyarakat Palembang khususnya di dunia Bikers,” kata Rudi.
“Bertepatan di Alun-Alun senayan pada 26 Februari 2010, kami mendapatkan nomor registrasi 15 dari 15 wilayah yang ada di Indonesia saat itu,” sambungnya.
Seiring berjalannya waktu, anggota Honda Beat Club dipecah menjadi perwilayah, agar dapat berkembang menjadi lebih luas lagi. Dan namanya pun diubah menjadi Honda Beat Club Indonesia.
“Sampai saat ini 8 Januari 2023 Honda Beat Club Palembang memiliki member total kurang lebih 30 Beatkears dengan tahun sebelumnya bisa sampai 50 Beatkers,” ujarnya.
Untuk titik kumpul kegiatan kopdar (kopi darat) biasanya komunitas HBCP berkumpul di depan toko Kaos Nyenyes, di jalan Kapten A Rivai mulai dari pukul 21.00 malam hingga selesai.
Komunitas HBCP sendiri pernah melakukan turing di wilayah sekitaran pulau Sumatera hingga pulau Jawa.
“Ya kita pernah turing dari pulau Sumatera dan Jawa, mulai dari Sabang Aceh, Gunung Bromo, pulau dewata Bali, pungkasnya,” pungkasnya. (Fadli)