FOCUSKINI,OKI- Tiap daerah di Indonesia memiliki potensi dan karakteristik yang beragam, membuat implementasi program Merdeka Belajar dapat bersifat unik pada masing-masing daerah. Sejumlah daerah mengimplementasikan Merdeka Belajar dengan mengoptimalkan potensi daerahnya untuk mengatasi kendala yang ada.
Di SDN 5 Tugumulyo, Lempuing, keragaman sosial budaya dijadikan kekuatan untuk mengimplementasikan Merdeka Belajar dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
“Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan di Indonesia semakin terkikis disebabkan dampak negatif globalisasi. Khususnya pada siswa sekolah dasar, guru harus berusaha menumbuhkan semangat pada siswa agar memiliki rasa memiliki dan mencintai budaya negeri sendiri. Salah satu bentuk inovasinya adalah mengaplikasikan model yang menarik dalam pembelajaran,” kata Kepala SDN 5 Tugumulyo, Siti Zahro kepada Focus Kini, Senin (7/11/2022).
Siti Zahro, menjelaskan, sekolahnya selalu tampil aktif dalam setiap event dan kerap menyelenggarakan kegiatan antar kelas untuk menggali dan mengenalkan budaya Indonesia serta dapat mendukung karakter siswa menjadi lebih bangga dan percaya diri dengan budaya.
“Kecamatan Lempuing itu di juluki dengan Indonesia Alit atau miniaturnya Indonesia dimana banyak sekali keberagaman yang ada mulai dari suku, agama dan budaya. Di sekolah kami mencoba menggali dan mengenalkan budaya tersebut melalui beragam kegiatan yang juga merupakan hasil kolaborasi antara guru dengan orang tua siswa, sehingga tentu saja bukan hanya pengenalan budaya bagi anak, tapi juga pelibatan antar guru dengan orang tua, untuk unjuk kreativitas, kerja sama, dan juga kasih sayang di lingkungan keluarga,” jelas Siti Zahro.
Siti Zahro mengungkapkan, pengenalan budaya sangat penting untuk menumbuhkan karakter cinta bangsa dan tanah air. Beragam kegiatan yang diikuti oleh sekolahnya, menurut Siti Zahro, menjadi ajang pengenalan budaya, khususnya budaya yang ada di masyarakat kecamatan Lempuing. “Setiap daerah harus menonjolkan khasanah budayanya, supaya semakin banyak orang tahu bahwa daerah merupakan gudang budaya,” ujarnya.
Pengenalan budaya dapat memperkuat pendidikan karakter, yaitu saling menghargai keragaman budaya. “Mengajarkan anak tentang keragaman budaya, sama maknanya dengan mendidik anak untuk menghargai sesama. Inilah cikal bakal pendidikan karakter manusia yang unggul,” ujar perempuan berkacamata ini.
Menurut dia, para siswa yang sudah terbiasa dengan keragaman budaya, tentu akan lebih mudah menerima orang lain yang berbeda dan mudah beradaptasi di lingkungan yang baru.
“Sekolah seharusnya tidak hanya dimaknai sebagai lembaga pendidikan yang kaku yang terdiri dari aturan, manajemen sekolah, tenaga pendidik, dan peserta didik. Sebagai bagian dari struktur masyarakat, sekolah perlu turut serta dalam menghadirkan realitas sosial yang beragam lewat berbagai kegiatan di sekolah sebagai upaya menghindari konflik sosial di masyarakat,” pungkasnya. (eman/dhi)