Jelang HUT RI ke-80, Pengrajin Bidar Palembang Genjot Persiapan Lomba

Palembang17 Dilihat

Palembang,Focuskini

Menjelang HUT RI ke-80, pengrajin Perahu Bidar di Kota Palembang mulai mempersiapkan bidarnya untuk mengukuti lomba yang dijadwalkan pada 15-17 Agustus 2025 mendatang.

Saat ini salah seorang pengrajin sekaligus pemilik Perahu Bidar, Encik Muhammad Alauddin Saka Gerhan, yang akrab disapa Jaka menyebut jika persiapan sudah mencapai 65 persen.

“Sudah sekitar 65 persen prosesnya, masih ada beberapa tahap yang harus diselesaikan termasuk pendempulan dan pengecetan. Setiap tahun mungkin ada kerusakan mulai dari kayunya, mulai dari dempulnya, dan itu pasti diservis itu. Kami terus memperbaiki bidar ini, dan berharap bisa tampil maksimal dalam lomba nanti,” ujar Jaka, Senin (4/8/2025).

Ia mengatakan bahwa setiap tahun Perahu Bidar memang perlu diservis, mengingat bahan kayu yang digunakan rentan rusak.

“Kalau desain tidak ada yang khusus, paling kita cuma mengubah warna cat saja dan sedikit diservis. Disini kita lihat mana kayu-kayu yang sudah mulai rusak lalu kita ganti,” katanya.

Ia menjelaskan salah satu tantangan terbesar dalam porses pembuatan perahu bidar adalah mencari kayu berkualitas.

“Kesulitannya untuk di bidar ini pada bahan baku, karena bahan baku perahu bidar ini memerlukan kayu yang panjang. Panjang bisa mencapai 12 meter, bisa 10 meter. Nah kebanyakan kita palembang ini hanya ukuran kayunya cuma 4 meter, sedangkan kami membutuhkan kayu yang panjangnya bisa mencapai 12 meter,” jelasnya.

Ia menuturkan kayu-kayu yang digunakan untuk pembuatan bidar antara lain kayu merawan, meranti, rengas, dan bungur, yang dikenal ringan dan tidak mudah rusak.

“Untuk mendapatkan kayu-kayu itu, kami harus mencari kayu di kabupaten lain. Jadi kita dari Palembang datang ke dusun orang di Kabupaten Muara Enim, atau Lahat, karena disana banyak kayu. Kita lihat, kita nego, setelah kita nego, kita tebang dalam hutan, kita bawa dari kampung dusun mereka disana, setelah itu kita muatkan ke mobil, bawa ke Palembang,” tuturnya.

Untuk pembuatan pelahu bidar itu limit waktunya paling cepat satu bulan setengah dan bisa mencapai dua bulan, yang mana hanya dikerjakan oleh empat orang.

“Itu sudah ada alatnya, alat bahannya atau di luar mencari bahannya. Jadi proses pembuatan bidar itu mencapai waktu makan waktu kurang lebih dua bulanan,” ungkapnya.

Dikeathui, satu bidar memiliki panjang kurang lebih 31 meter dan dapat diisi sebanyak 57 orang di dalamnya.

“Nanti yang ikut ada anak kampung sini, ada keluarga juga ada. Satu perahu bidar itu isinya 57 orang yang terdiri dari 55 orang pendayung, 1 orang juragan, dan 1 orang tukang timbah air,” tambahnya.

Menurutnya, keseruan lomba bidar itu ketika perahu bidar itu dilepas, laju jalur perahu bidar itu jalan bersamaan dan saling mendalui.

“Harapan saya sebagai pemilik bidar, sekaligus mewakili dari pemilik bidar-bidar yang lain juga. Pertama untuk lintasan keamanan harus terus dijaga, yang kedua ketertiban dari peserta juga saat waktu lombanya. Dan yang terakhir kami mengharapkan kepada warga Palembang khususnya silahkan mau menonton dari atas boleh, mau di ponggir Sungai Musi boleh. Beri kami kesempatan untuk mengeluarkan atraksi-atraksi kami di Sungai Musi, beri kami kesempatan. Kalian jangan mengiringi kami dengan parahu lain, karena ombaknya menggangu perahu bidar. Kalau tidak dikasih kesempatan, bidar tidak bisa melaju,” tegas dia. (Tia)