Musim Buah Duku, Warga Desa Srigeni Baru OKI Ikut Ketiban Rejeki

OKI278 Dilihat

OKI, Focus Kini

Siapa yang tidak tahu dengan buah Duku atau dengan nama latin Lansium domesticum Corr, yang merupakan tanaman buah asli berasal dari Indonesia. Buah Duku yang sering di sebut masyarakat di daerah daerah dengan nama langsat, langseh, langsep, dan lansa ini terkenal dengan rasanya yang manis.

Bagi banyak kalangan buah tahunan yang berbentuk bulat ini termasuk buah primadona banyak di buruh masyarakat karena hanya berbuah setahun sekali itu pun tergantung dengan iklim cuaca yang mempengaruhi pohon duku berbuah.

Di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) di perkirakan Duku akan siap panen di bulan februari 2024 nanti. Tak hanya berkah bagi si pemilik kebun duku, tapi berkah juga bagi masyarakat terlebih para remaja dan ibu ibu seperti yang terlihat di desa Srigeni Baru kecamatan Kayuagung kab.Oki ini.

Banyaknya permintaan pasar akan buah langsat untuk di kirim ke berbagai wilayah di Indonesia bahkan sampai di ekspor ke luar negeri, yang di kemas memakai peti kotak kayu ini la menjadi peluang bisnis yang melibatkan warga masyarakat dalam pengerjaannya.

Ibu Susi ,warga Srigeni Baru yang ikut bekerja merakit peti duku mengatakan, dirinya tertarik dengan pekerjaan ini untuk mengisi waktu luang setelah menjalankan tugasnya sebagai ibu rumahtangga.

“Dalam sehari bisa menyelesaikan ± 50 peti duku dan hasil upah yang di dapat tentunya digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari ” Ucapnya.

Di jumpai di kediamannya, Ratna warga desa Srigeni Baru, salah satu yang menekuni usaha pembuatan peti /kotak duku mengaku, usaha yang di tekuninya ini cukup menjanjikan. Apalagi saat ini tengah mendapat pesanan dari para pengusaha/bandar pengepul Duku. Untuk memenuhi pesanan tersebut, dirinya memperkerjakan warga dilingkungan tempat tinggalnya.

“Untuk pembuatan kotak/peti Duku ,kami sudah menyiapkan material kayu yang sudah di potong berdasarkan ukuran. Untuk proses finishing/merakit peti kita memperkerjakan warga sekitar, untuk satu peti yang telah dirakit hargai sebesar 400 rupiah ” Tuturnya

Ia juga menambahkan, untuk satu peti kotak duku ini, harga yang dijual bervariasi tergantung dari kualitas bahan kayu yang di gunakan.

“Untuk peti yang terbuat dari kayu plawi biasanya dibandrol kisaran harga Rp.7500 , sedangkan peti dari kayu plampaian dibandrol lebih mahal kisaran harga Rp.8000, karena kayu plampaian lebih kuat dan tidak mudah patah,”terangnya. (Hendra)