Oknum Guru P3K Lakukan Asusila ke Murid

OKI627 Dilihat

OKI, Focus Kini

Tindakan asusila dilakukan oleh oknum pengajar berstatus P3K, AD (38) ,yang mengajar olahraga di SMP N3 Judadak kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang tega melakukan perbuatan tak terpuji kepada Bunga (nama disamarkan ) siswi Kelas 8,saat tengah mengikuti kegiatan Pramuka, kebetulan si tersangka juga merupakan guru pembimbing Pramuka di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Juk Dadak kecamatan Tanjung lubuk OKI.

Peristiwa asusila pada hari Jum’at 16 Februari lalu yang terjadi diarea sekolah diketahui oleh warga bernama Junai yang sedang membongkar tenda yang di gunakan sewaktu pemilihan umum (Pemilu). Mengetahui hal tersebut Junai warga setempat langsung mendatangi oknum guru dan 3 siswi ,setelah mengintrogasi pihak perangkat desa langsung mengamankan oknum guru tersebut ke Polsek dari amukan warga .

Saat dikonfirmasi,Raden Ayu Komariah S.p.d,.Msi ,Kepala sekolah SMPN 3, mengatakan tidak tahu persis kejadiannya dan sangat menyayangkan kejadian tersebut.

” Saya sangat menyayangkan tindakan asusila yang terjadi kepada siswi kami , terlebih guru tersebut dikenal baik dalam melaksanakan kegiatan mengajar” Ucapnya.

Sementara itu, Diogagarin S.p.d wakil kepala sekolahbidang kurikulum menambahkan hal itu terjadi pada hari Jumat setelah ririnya mendapatkan kabar dari guru yang memberitahu bahwa warga menangkap basah oknum guru bersama murid yang mengikuti kegiatan Pramuka.

“Saya mendapat telepon dari guru yang memberitahu adanya kejadian ini, setelah itu perangkat desa dan warga langsung membawa si oknum guru ke polsek” Ungkapnya.

Edi selaku kepala desa (Kades) Desa Juk Dadak kecamatan tanjung lubuk, dirinya dikabarkan warga desanya pada jam 14.30 WIB dan langsung mengarahkan untuk di proses hukum. Kades mengatakan dari pihak keluarga korban siswi SMP meminta agar pelaku di hukum seberat beratnya.

“Saya meminta agar pihak kepolisian polres ogan komering ilir khususnya devisi perlindungan anak bisa menjerat tersangka pelaku asusila yang menimpa warganya. Karena korban masih anak di bawah umur terlebih statusy yang merupakan tenaga pendidik dan ayahnya telah meninggal dunia . Tutupnya (Hendra)