Pekerja Kilang Pertamina Plaju Peringati Isra Mikraj

Palembang29 Dilihat

Palembang, Focuskini

Kilang Pertamina Plaju memberikan ruang yang luas bagi pekerja dalam upaya menyeimbangkan kehidupan profesional dan spiritual. Perusahaan melalui Badan Dakwah Islam (BDI) mengadakan ceramah akbar Peringatan Isra Mikraj yang menghadirkan penceramah Novel bin Muhammad Alaydrus (Habib Novel).

Acara ini digelar di Masjid Jauharul Iman Komperta Plaju, dihadiri oleh jajaran manajemen, pekerja, serta masyarakat sekitar.

General Manager RU III Plaju, Hermawan Budiantoro, yang diwakili oleh SMOM Ali Mudasir, menyampaikan bahwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa penting bagi umat Islam. Kejadian ini terjadi pada tahun ke – 10 kenabian, tepatnya pada malam 27 rajab, ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan luar biasa dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina), lalu menuju Sidratul Muntaha di langit ketujuh untuk menerima perintah sholat lima waktu.

“Peringatan Isra Mikraj menjadi momentum bagi kita untuk mengambil hikmah dan mengimplementasikan nilai – nilai yang terkandung dalam peristiwa ini ke dalam kehidupan sehari – hari,” ujar Ali.

Ia menyampaikan, perusahaan mendukung penuh aktivitas spiritual di lingkungan kerja. Apalagi, jika peningkatan nilai-nilai spiritual berbanding lurus dengan tata nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) yang menjadi Core Value BUMN.

Sikap Umat Muslim Memandang Isra Mikraj

Dalam ceramahnya, Habib Novel menekankan pentingnya mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai kunci dalam memahami kehidupan.

Ia mengingatkan bahwa seringkali umat manusia lebih fokus pada aturan – aturan tanpa melihat keteladanan Nabi, yang justru menjadi pedoman utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Habib Novel juga menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mikraj tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui rangkaian ujian yang berat.

Saat peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah SAW mengalami tahun penuh kesedihan, ditinggal wafat oleh istri tercinta, Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib, serta menghadapi perlakuan keras dari masyarakat, termasuk dilempari batu saat berdakwah di Thaif.

“Di saat paling sedih, Allah memberikan hiburan dengan perjalanan luar biasa ini. Hikmah yang bisa kita ambil adalah ketika kita menghadapi cobaan, kita harus senantiasa bersabar dan tetap taat. Setelah itu, Allah akan menghibur kita dengan cara-cara Nya,” ungkap Habib Novel.

Keagungan Isra Mikraj dalam Perspektif Islam

Habib Novel menegaskan bahwa perjalanan Isra Mikraj bukan sekedar perjalanan biasa. Rasulullah SAW melakukan perjalanan ini hingga Sidratul Muntaha, ujung dari jagad raya. Oleh karena itu, peristiwa ini seharusnya menjadi sesuatu yang mengagumkan bagi umat islam.

Dalam surat Al – Isra, Allah memulai ayat yang menggambarkan perjalanan ini dengan kalimat tasbih, sebagai bentuk kekaguman atas kebesaran-Nya. “Allah mengagumi ISra Mi’raj, maka kita sebagai umat seharusnya juga merasakan kekaguman yang sama,” ujar Habib Novel.

Ia menutup ceramah dengan mengingatkan bahwa mengagungkan syiar Allah adalah bukti ketakwaan. Jika seseorang tidak merasakan keistimewaan dari peristiwa ini, maka itu menjadi cerminan dari kondisi keimanan dan hati yang biasa-biasa saja.

Acara peringatan Isra Mikraj di RU III Plaju ini diakhiri dengan doa bersama dan refleksi dari para peserta mengenai makna perjalanan spiritual Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari – hari.

Banyaknya pekerja yang hadir mengungkapkan bahwa ceramah dari Habib Novel memberikan sudut pandang baru dalam memahami nilai – nilai Isra Mikraj, khususnya dalam menghadapi tantangan hidup dengan kesabaran dan keyakinan.

Dengan berakhirnya acara ini, diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan nilai – nilai yang telah disampaikan dalam kehidupan sehari – hari, menjadikan Isra Mikraj sebagai pengingat untuk selalu memperkuat keimanan, kesabaran, dan semangat dalam menghadapi setiap perjalanan hidup.(soim)