Perajin Miniatur Kapal dan Pesawat di Palembang Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah

Palembang18 Dilihat

Palembang,Focuskini

Momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) menjadi berkah tersendiri bagi para perajin miniatur kapal hias dan pesawat di Kota Palembang.

Salah satunya adalah Salim (48), warga Kelurahan Silaberanti, Kecamatan Jakabaring, mengaku jika saat ini penjualannya mengalami peningkatan permintaan signifikan menjelang perayaan 17 Agustus.

Salim menyebut di tahun ini dirinya memproduksi sekitar 600 unit miniatur kapal dan pesawat yang dijual dengan harga terjangkau.

“Miniatur kapal dijual seharga Rp15.000, sementara miniatur pesawat Rp20.000 per buah. Alhamdulillah tahun ini bisa buat 600 buah, dan omzetnya sekitar Rp10 juta,” ujar Salim saat dibincangi langsung, Selasa (5/8/2025).

Ia menjelaskan harga miniatur itu bervariasi, tergantung tingkat kesulitan dan bahan baku yang digunakan.

“Kami menggunKan akar gabus dan kardus bekas sebagai bahan utama. Kapal dibuat dari campuran kedua bahan tersebut, sedangkan pesawat menggunakan akar gabus murni,” jelasnya.

Ia mengaku jika proses pencarian bahan baku dimulai sejak Februari lalu. Berbagai wilayah di Sumatra Selatan (Sumsel) seperti Punti Kayu, Tanjung Api-api, hingga daerah Bakung, Gelumbang, telah ia kunjungi demi mendapatkan akar gabus berkualitas.

“Satu akar gabus sekitar satu meter bisa jadi enam badan pesawat. Proses pembuatannya dari mengasah hingga merakit saya kerjakan sendiri, lalu keluarga bantu untuk hiasannya,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan jika telah menekuni usaha ini selama lebih dari 20 tahun secara turun-temurun. Kini, ia tidak lagi perlu berkeliling untuk menjual hasil karyanya.

“Pelanggan dari berbagai pasar tradisional di Palembang seperti Pasar Lemabang, Palimo, Perumnas, Kuto, dan 26 Ilir rutin datang untuk membeli langsung kesin dalam jumlah besar,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih kepada para pelaku usaha kerajinan lokal seperti dirinya.

“Miniatur ini sudah menjadi tradisi setiap Agustusan di Palembang. Semoga bisa lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah,” ucap dia. (Tia)