Proyek Jalan Khusus Belum Rampung, Produksi Batubara Sumsel Turun Lebih 50 Persen

Sumsel22 Dilihat

Palembang,Focuskini

Aktivitas pertambangan batubara di sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami penurunan tajam dalam beberapa bulan terakhir.

Sejumlah perusahaan tambang di wilayah Muara Enim dan Lahat bahkan menghentikan sementara operasional akibat belum terhubungnya jalan khusus angkutan batubara yang masih dalam tahap pembangunan.

“Makanya sekarang ini batubara Sumsel, khususnya di Muara Enim dan Lahat, drop-nya besar sekali, lebih dari 50 persen,” ujar Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Sumsel (APBS), Andi Asmara, Sabtu (18/10/2025).

Andi mengatakan jika kondisi ini terjadi karena akses distribusi batubara yang belum sepenuhnya tersambung.

Diketahui, pembangunan jalan khusus yang ditujukan untuk mengalihkan angkutan batubara dari jalan umum baru mencapai sekitar 120 kilometer (km) dari total target 150 km.

“Targetnya, seluruh tambang bisa saling terhubung mulai dari Tanjung Enim ke tambang BAS milik Grup Titan, PT Bara Murti, eks tambang ABS, GGB, lalu ke Banjar Sri Bumi atau C-Way RDP, hingga akhirnya tersambung ke jalan SLR,” katanya.

Ia menjelaskan penyelesaian jalan khusus ini menjadi kunci untuk memulihkan aktivitas tambang dan memastikan pasokan batubara tetap stabil.

“Kalau jalur ini selesai, distribusi akan lancar. Sekarang banyak perusahaan memilih berhenti karena biaya logistik terlalu tinggi kalau tetap lewat jalan umum,” jelasnya.

Selain memengaruhi produksi, keterlambatan penyelesaian proyek tersebut juga berdampak pada perekonomian daerah.

“Dampaknya bukan hanya pada perusahaan, tapi juga ke tenaga kerja dan sektor pendukung seperti transportasi dan jasa logistik,” tuturnya.

Ia menyebut APBS terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pihak terkait untuk mempercepat pembangunan infrastruktur tersebut dan ia berharap dalam waktu dekat ada solusi konkret agar aktivitas tambang dapat kembali normal.

“Kami bersama pemerintah terus mencari jalan terbaik. Kita belum bisa menggambarkan bentuk solusinya seperti apa, tapi koordinasi terus dilakukan. Mudah-mudahan sampai Januari nanti sudah terlihat hasilnya,” ucap dia. (Tia)