Stok Melimpah, Pemerintah Pastikan Tak Ada Impor Beras di 2025

Ekonomi46 Dilihat

Palembang,Focuskini

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa pada tahun ini Indonesia tidak melakukan impor beras.

Keputusan ini diambil karena ketersediaan stok beras nasional dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Alhamdulillah, sampai hari ini kita tidak impor beras. Padahal dunia sedang menghadapi krisis pangan, tapi stok kita justru melimpah,” kata Amran, Senin (8/9/2025).

Amran menjelaskan, cadangan beras pemerintah pada bulan ini tercatat lebih dari 4 juta ton.

Jumlah tersebut melonjak tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sekitar 1 juta ton beras.

Ia juga menyinggung kondisi dua tahun sebelumnya, di mana pemerintah masih harus mengimpor beras dalam jumlah besar untuk menambah cadangan.

Pada 2023, impor beras mencapai 3 juta ton dan naik menjadi hampir 4 juta ton di 2024.

“Kalau ditotal, selama dua tahun kita impor 7 juta ton beras. Selain itu, impor jagung juga menyedot anggaran hampir Rp100 triliun. Tahun ini kita tidak lakukan itu lagi,” tegasnya.

Ia mengatakan kebijakan tanpa impor tahun ini berdampak positif terhadap petani, salah satunya terlihat dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) yang mencapai 123 persen.

Kenaikan ini menunjukkan meningkatnya kesejahteraan petani seiring dengan membaiknya harga dan hasil produksi.

“Ini hasil kerja bersama. Pemerintah terus hadir melalui penyederhanaan regulasi, peningkatan sarana produksi, dan memperlancar distribusi pupuk. Semua ini mendorong produktivitas petani,” katanya.

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan FAO, Amran menyebutkan bahwa produksi beras tahun ini diperkirakan mencapai 34 hingga 35 juta ton.

Kenaikan produksi sebesar 4 juta ton tersebut berkontribusi langsung pada peningkatan pendapatan petani hingga Rp60 triliun secara nasional.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel, Mersi Windrayani menjelaskan bahwa stok beras di wilayahnya mencapai 99 ribu ton dan diperkirakan aman untuk memenuhi kebutuhan 5 hingga 6 bulan ke depan.

“Kami masih terus menyerap hasil petani dari berbagai daerah, jadi stok akan terus bertambah,” ucap dia. (Tia)