Sumsel Jadi Provinsi Terbaik Turunkan Angka Stunting

Palembang155 Dilihat

Palembang, Focuskini

Pemprov Sumsel berhasil menurunkan angka stunting dan tercatat sebagai provinsi tercepat di Indonesia dalam percepatan penurunan angka stunting. Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI,Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng saat seminar “Peningkatan Kapasitas Kader Kampung KB sebagai Upaya Menuju Keluarga Bebas Stunting PKK” di Ball Room Aston Hotel, Rabu (5/7).

“Sumsel adalah provinsi percepatan penurunan stunting terbaik di Indonesia dan ini bisa menjadi contoh bagi provinsi lain dalam hal percepatan penurunan angka stunting,”ujarnya.

Dikatakannya, penurunan 6 persen dari 24,8 menjadi 18,6 persen adalah suatu yang luar biasa. Penurunan tingkat provinsi sangat dipercaya karena sampelnya dan survei cukup merata. “Untuk Sumsel dari 18 persen menuju 14 persen tidak terlalu berat tapi provinsi lain harus lebih  berusaha lebih  keras,”tegasnya.

Karena itu menurutnya, tidak salah jika Provinsi Sumsel ditunjuk sebagai tuan rumah Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30. Karena capaian keberhasilannya dalam percepatan penurunan angka stunting.

Sementara itu Guru Besar Pangan dan Gizi Institusi Pertanian Bogor (IPB), Prof Ali Khomsan mengutarakan beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya pengentasan dan penurunan angka stunting adalah dengan cara memperkenalkan pola makan sehat kepada anak-anak terutama saat balita.

Dengan pemberian makanan sehat dan gizi seimbang menurutnya dapat membantu menurunkan angka stunting. Pola makanan sehat tidak harus tercipta atau berasal dari menu-menu yang mahal tetapi makanan yang memiliki banyak protein hewani dan nabati.

“Tidak lupa pemberian ASI eklusif di usia enam bulan pertama sejak bayi lahir sangat berperan dalam upaya pencegahan stunting. Karena ASI merupakan sumber utama makanan bayi mulai usia 0-6 bulan pertama di usia hidupnya,”tuturnya.

Solusi lain ditambahkannya, dengan cara mengenalkan sayur-sayuran dan buah-buahan kepada anak-anak sejak usia dini. Dalam pemberian sayur tidak perlu dimodifikasi dijadikan beragam menu kekinian tetapi dimasak dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya seperti disayur bening atau dimasak sop.

“Begitu juga dengan buah-buahan diberikan langsung sehingga mereka bisa merasakan rasa asli dari sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi,”pungkasnya. (soim)