Teknologi dan Digitalisasi Kunci Utama dalam Perluas Asuransi Bagi Masyarakat

Ekonomi69 Dilihat

Palembang,Focuskini

Indonesia Financial Group (IFG) merupakan holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan,dan investasi yang berada di bawah naungan Danantara Indonesia. Berdiri melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia (Persero).

Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji menjelaskan, saat ini, IFG menaungi 10 anggota holding yang terdiri dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tatautama, PT Bahana
Kapital Investa, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life).

Dikatakannya, strategi utama IFG dalam meningkatkan literasi yang berdampak terhadap inklusi asuransi di Indonesia adalah dengan fokus pada beberapa pilar kunci yang saling mendukung: Memberikan edukasi yang menyasar langsung kelompok keluarga muda, UMKM, individu generasi muda sektor strategis pemerintah, dan segmen syariah. Strategi utama IFG bersifat holistik dan terintegrasi, berfokus pada tiga pilar utama: edukasi yang memberdayakan, inovasi produk yang terjangkau dan mudah di akses, serta kolaborasi yang berkelanjutan.

Pertama, pada pilar edukasi, IFG dan anggota holding hadir secara langsung di tengah masyarakat untuk membangun literasi. Kami memahami bahwa kepercayaan publik perlu diraih kembali dan literasi merupakan fondasinya. Kami tidak hanya memberi teori tetapi simulasi praktis dan mudah dipahami, tentang bagaimana asuransi untuk UMKM dapat melindungi warung mereka dari musibah, atau bagaimana asuransi jiwa dapat melindungi masa depan keluarga melalui manfaat santunan saat terjadi risiko meninggal dunia.

Kedua, inovasi produk adalah kunci aksesibilitas. Melalui anggota holding seperti Jasa Raharja, Jasa Raharja Putera, IFG Life, Jasindo, Askrindo, dan lainnya, kami menghadirkan produk ‘sachet’ dengan premi terjangkau. Contoh nyatanya adalah produk LifeSAVER dari IFG Life yang memberikan perlindungan terhadap cedera akibat kecelakaan, baik ringan maupun berat, mencakup berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari rumah sakit, klinik, dan apotek dengan premi mulai Rp 25.000 per bulan.

Terdapat juga produk Third Party Liability (TPL) dari Jasa Raharja Putera yang memberikan perlindungan bagi pengemudi atau pemilik kendaraan apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan kerusakan harta benda maupun cedera pada pihak ketiga. Dengan TPL, tertanggung terlindungi dari beban finansial berlebih dan memperoleh kepastian dalam
penyelesaian klaim.

Ketiga, kolaborasi adalah amplifier kami. Kami bermitra dengan banyak stakeholder mulai dari regulator, perusahaan, universitas dan komunitas lainnya untuk menyampaikan edukasi dan pemahaman akan produk asuransi ini melalui berbagai kanal informasi untuk menjangkau publik.

Menurutnya, dengan Kolaborasi ini, IFG dan anggota holding juga fokus pada pengembangan produk inklusif yang sederhana dan terjangkau. Produk-produk ini disesuaikan dengan daya beli serta kebutuhan spesifik masyarakat, memastikan bahwa perlindungan finansial dapat diakses secara luas dan mudah. Contohnya adalah asuransi mikro yang ditawarkan oleh anggota holding seperti Askrindo, yang menjamin kemudahanbagi UMKMdengan premi terjangkau.

Saat ini IFG juga menggunakan pendekatan digital untuk peningkatan aksesibilitas terhadap berbagai produk serta memperluas jangkauan melalui aplikasi One by IFG. Aplikasi ini mengintegrasikan berbagai produk dan layanan finansial dari anggota holding IFG, baik asuransi jiwa, asuransi umum, investasi, dan akses layanan kesehatan digital bahkan hingga
konsultasi secara daring dengan dokter. Melalui One by IFG, masyarakat dapat dengan mudah mengakses, membeli, dan mengelola produk asuransi dan investasi. Kemudahan akses digital ini menghilangkan hambatan geografis dan waktu serta menjadikan asuransi lebih dekat dengan masyarakat.

Kolaborasi ini memungkinkan penyampaian edukasi dan produk asuransi melalui saluran yang sudah dikenal dan dipercaya oleh masyarakat, seperti program pendidikan atau kemitraan dengan lembaga keuangan lokal. IFG juga aktif melakukan riset dan evaluasi melalui IFG Progress yang dapat diakses di ifg.id/ifg-progress. Hasil riset tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk mengevaluasi tingkat literasi dan inklusi asuransi di Indonesia serta mengidentifikasi kesenjangan yang ada, sehingga program edukasi dapat lebih tepat sasaran.

Adapun IFG Progress dijelaskanya, adalah lembaga riset yang didirikan oleh IFG sebagai pusat kajian serta rekomendasi kebijakan publik di sektor asuransi, penjaminan, dan investasi. Lembaga ini bertujuan melahirkan pemikiran progresif berbasis data riset yang dapat dimanfaatkan pemangku kebijakan, akademisi, maupun pelaku industri untuk memajukan dan
memperkuat industri jasa keuangan di Indonesia.

Melalui kombinasi strategi ini, IFG berupaya menjadikan asuransi sebagai bagian penting dari ‘gaya hidup aman’. Memberikan pemahaman bahwa asuransi bukan hanya sebuah produk, melainkan merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan semua lapisan masyarakat untuk memastikan perlindungan dan keberlanjutan hidup. Bagaimana IFG melihat peran teknologi dan digitalisasi dalam memperluas akses asuransi bagi masyarakat yang belum terlayani (uninsured)?
Bagi IFG, teknologi merupakan ‘jembatan penghubung’ untuk mengatasi hambatan akses informasi, geografis, maupun biaya. Peran utamanya adalah mempermudah masyarakat dalam memperoleh akses layanan.

IFG melihat peran teknologi dan digitalisasi sebagai kunci utama dalam memperluas akses asuransi, terutama bagi masyarakat yang belum terlayani. Kami mewujudkannya melalui aplikasi One by IFG yang berfungsi sebagai “super app” keuangan inklusif. Melalui aplikasi ini, seorang nelayan di pesisir dapat dengan mudah mengajukan asuransi jiwa untuk memastikan keluarganya tetap terlindungi jika terjadi musibah, atau pekerja lepas di ibu kota yang memperoleh perlindungan dari asuransi kecelakaan diri (personal accident) dengan premi terjangkau. Fitur unggulannya seperti klaim digital yang cukup unggah foto dokumen serta konsultasi kesehatan online atau telemedicine yang bekerja sama dengan penyedia layanan, membuat prosesnya menjadi sangat sederhana.

Ditambahkannya, digitalisasi bukan hanya tentang kemudahan, tapi tentang menciptakan pengalaman yang manusiawi dan personal bagi segmen yang sebelumnya tidak terjangkau.  Pendekatan digital melalui One by IFG sekali lagi, menjadi cara jitu untuk menjangkau nasabah untuk perorangan karena memungkinkan akses yang lebih mudah dan fleksibel terhadap produk asuransi. Upaya ini juga sebagai cara mengatasi keterbatasan literasi asuransi dan menjembatani kesenjangan akses, menjadikan asuransi lebih mudah dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat, dimanapun.(soimah)