Awal April, Harga BBM Untuk Wilayah Sumbagsel Turun

Ekonomi234 Dilihat

Palembang, Focuskini

PT Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi untuk wilayah-wilayah di Indonesia.

Kebijakan ini mulai berlaku pada awal April 2025 dan disambut positif oleh masyarakat, terutama di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, dan Bengkulu.

Penyesuaian ini merupakan bagian dari upaya Pertamina untuk memberikan harga yang lebih kompetitif dan sesuai dengan dinamika harga minyak global serta kebijakan fiskal daerah, khususnya terkait besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang berbeda di tiap provinsi.

Untuk wilayah seperti Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, dan Bangka Belitung, yang memiliki besaran PBBKB sebesar 7,5%, harga BBM non-subsidi mengalami penurunan signifikan. Adapun rincian harga BBM di wilayah-wilayah ini sebagai berikut:

Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.800 per liter
Pertamax (RON 92): Rp 12.800 per liter
Dexlite (CN 51): Rp 13.900 per liter
Pertamina Dex (CN 53): Rp 14.200 per liter

Penyesuaian ini menunjukkan adanya selisih harga yang cukup mencolok dibandingkan dengan harga BBM sebelumnya, yang sempat melonjak akibat fluktuasi harga minyak mentah dunia dan kurs rupiah terhadap dolar AS.

Masyarakat di wilayah ini mengaku cukup terbantu dengan adanya penurunan harga ini, terutama bagi mereka yang mengandalkan kendaraan pribadi dalam aktivitas sehari-hari maupun para pelaku usaha transportasi dan logistik.

Profesor Urologi: Ingat, jika Anda menderita prostatitis, jangan sentuh…
Sementara itu, di wilayah Bengkulu yang memiliki besaran PBBKB lebih tinggi yaitu 10%, harga BBM juga mengalami penyesuaian, meskipun masih berada sedikit di atas harga di wilayah dengan PBBKB 7,5%.

Berikut adalah rincian harga BBM di Bengkulu:
Pertamax Turbo (RON 98): Rp 14.100 per liter
Pertamax (RON 92): Rp 13.050 per liter
Dexlite (CN 51): Rp 14.200 per liter
Pertamina Dex (CN 53): Rp 14.500 per liter

Plt. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menjelaskan bahwa penyesuaian harga ini dilakukan secara berkala mengikuti acuan harga minyak mentah dunia serta mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional.

“Kami terus berupaya menjaga stabilitas harga BBM di tengah dinamika global yang terus berubah.

Penyesuaian ini adalah bentuk komitmen kami dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan keberlanjutan usaha,” ungkap Mars Ega dalam keterangan resminya.

Ia juga menambahkan bahwa Pertamina Patra Niaga senantiasa mengikuti regulasi pemerintah serta memastikan ketersediaan dan distribusi BBM tetap lancar di seluruh wilayah Indonesia.

Faktor yang Mempengaruhi Harga BBM

Harga BBM non-subsidi di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor utama, di antaranya:Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Biaya distribusi dan logistik, Pajak daerah seperti PBBKB dan Kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Dengan adanya berbagai faktor tersebut, maka harga BBM dapat bervariasi antar daerah.

Misalnya, dua provinsi yang berdekatan bisa saja memiliki harga BBM yang berbeda karena perbedaan nilai PBBKB seperti yang terjadi antara Sumatera Selatan dan Bengkulu.

Penurunan harga BBM ini tentunya membawa angin segar, terutama bagi sektor transportasi dan logistik yang selama ini menjadi salah satu sektor paling terdampak oleh fluktuasi harga BBM.

Selain melakukan penyesuaian harga, Pertamina juga terus memperkuat layanan distribusi BBM di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Penambahan SPBU modular, pengembangan BBM Satu Harga, serta digitalisasi distribusi menjadi bagian dari upaya strategis perusahaan.

Dalam menghadapi tren energi masa depan, Pertamina Patra Niaga juga mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan serta terus mengedukasi masyarakat untuk beralih ke BBM dengan oktan tinggi demi efisiensi dan kesehatan mesin.(soim)