Palembang,Focuskini
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan mencatat Provinsi Sumsel alami inflasi sebesar 1,53 persen pada bulan Maret 2025.
“Memang ini tidak bisa dihindari, pada bulan Maret Sumsel mengalami Inflasi yang tinggi, karena memang ada penyesuaian tarif listrik dan adanya peningkatan konsumsi masyarakat pada momen Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah,” ujar Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, Selasa (8/4/2025).
Ia menjelaskan kelompok utama penyumbang inflasi tersebut rerasal dari perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,95 persen dan inflasi 7,71 persen.
Kemudian, secara umum komoditas yang menyumbang inflasi di bulan Maret 2025 mencakup tarif listrik, bawang merah, emas perhiasan, bawang putih dan telur ayam ras.
“Inflasi Maret 2025 itu merupakan capaian tertinggi selama dua tahun terakhir, setelah dua bulan sebelumnya pada tahun ini Sumsel mengalami deflasi,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan bahwa inflasi merupakan suatu psikologis yang berkaitan dengan kegiatan belanja berlebihan (panic buying), dan terjadinya penanahan barang.
Menurutnya, yang perlu dilakukan adalah memastikan masyarakat memiliki kemandirian terkait kebutuhan masing-masing.
“Distribusi yang ditahan, itu psikologi. Maka ketika masyarakat punya kemandirian tidak akan tergoyah hal itu,” ucap dia. (Tia)