Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Latih Masyarakat di Lahat Kelola Sampah jadi Modal Urban Farming

Lahat17 Dilihat

Palembang, Focuskini

Sebagai upaya mendukung pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup masyarakat, Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui Fuel Terminal (FT) Lahat menghadirkan solusi inovatif dengan melaksanakan pelatihan pengelolaan sampah berkelanjutan menjadi pupuk kompos dan urban farming pada lahan sempit yang diikuti oleh warga di Kelurahan Kota Negara.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan. Pelatihan diikuti oleh 50 peserta, terdiri atas perwakilan RT/RW se-Kelurahan Kota Negara serta Kelompok Endong-Endong Maju Besame, binaan Fuel Terminal (FT) Lahat. Acara dibuka oleh FT Manajern (FTM) Lahat, M. Anshary Ridhani, dan turut dihadiri oleh Lurah Kelurahan Kota Negara, Ujang Zairi, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat, serta Herdiansyah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) 3R Masda Jaya Desa Arahan selaku narasumber pada Jumat (3/10/2025).

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat, total volume sampah harian mencapai 88,04 ton per hari dari kawasan permukiman, pasar, dan aktivitas rumah tangga. Sementara itu, di Kota Lahat sendiri, produksi sampah tercatat sekitar 30,74 ton per hari. Dengan populasi Kelurahan Kota Negara yang berjumlah 2.667 jiwa, pengelolaan sampah di wilayah ini menjadi sangat krusial. Kondisi tersebut kemudian melatarbelakangi pelaksanaan strategi Reduce, Reuse, Recycle (3R) dengan fokus pada pemanfaatan sampah organik menjadi kompos. Selain itu, kegiatan juga menitikberatkan pada penerapan pertanian di lahan sempit atau urban farming sebagai solusi pemanfaatan ruang terbatas di kawasan padat penduduk seperti Kelurahan Kota Negara.

Lurah Kota Negara, Ujang Zairi, menyampaikan apresiasi atas kepedulian Pertamina terhadap masyarakat dan lingkungan. Menurutnya, pelatihan ini bukan hanya menjawab permasalahan pengelolaan sampah, tetapi juga membuka peluang baru bagi warga untuk memanfaatkan pekarangan rumah secara produktif.

“Program pengelolaan sampah berkelanjutan dan pertanian di lahan sempit ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi langkah nyata membangun kesadaran baru masyarakat untuk hidup lebih bersih, mandiri, dan berdaya,” ujar Ujang.

Pelatihan ini memberikan pemahaman teknis kepada peserta mengenai pengelolaan sampah rumah tangga secara berkelanjutan, mulai dari proses pemilahan antara sampah organik dan nonorganik, pembuatan kompos alami dari limbah dapur, hingga penerapan konsep urban farming dengan media tanam sederhana. Pendekatan terpadu ini tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPS, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan memanfaatkan lahan sempit menjadi area hijau yang produktif.

Salah satu peserta pelatihan, Mazda Rosalia, mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai cara mengelola sampah rumah tangga agar memiliki nilai guna.

“Dulu sampah dapur langsung dibuang, sekarang kami pisahkan dan jadikan pupuk kompos. Ternyata pekarangan kecil pun bisa dimanfaatkan untuk menanam sayur. Ini membuat kami lebih produktif dan lingkungan jadi bersih.”

Melalui praktik langsung, peserta juga dilatih menanam berbagai jenis sayuran dengan memanfaatkan media tanam sederhana seperti polybag, pot bekas, hingga rak vertikal dari bahan daur ulang. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya belajar mengolah sampah, tetapi juga mampu menciptakan siklus ramah lingkungan yang produktif dan berkelanjutan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan bahwa inisiatif ini mencerminkan semangat Pertamina dalam menghadirkan energi perubahan melalui pilar Energy Diversity and Growth (EDG). Pilar ini tidak hanya berfokus pada diversifikasi energi, tetapi juga pada pemerataan manfaat energi melalui pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat.

“Inisiatif ini merupakan contoh konkret bagaimana kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dapat menghadirkan program yang berkelanjutan dan berdampak langsung. Melalui pengelolaan sampah rumah tangga menjadi kompos dan urban farming, warga tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan keluarga,” ujar Rusminto.

Kegiatan tersebut sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Melalui pendekatan berbasis komunitas, Pertamina mendorong partisipasi aktif warga dalam mengelola limbah dan menciptakan siklus ekonomi hijau. Inisiatif ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah rumah tangga hingga 20 persen di tingkat kelurahan dalam enam bulan pertama, serta meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan tidak produktif menjadi area tanam sayuran keluarga.

Program ini bukan hanya menjadi langkah kecil dalam pengelolaan sampah, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam membangun budaya hijau di tengah masyarakat. Pertamina Patra Niaga FT Lahat berkomitmen menjadikan Kelurahan Kota Negara sebagai model kampung ramah lingkungan yang mampu menginspirasi daerah lain di Sumatera Selatan untuk bertransformasi menuju masyarakat yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan melalui sinergi energi dan kepedulian lingkungan.(soim)