Teknologi Smart Solar Dryer Bantu Percepat Pengeringan Biji Kopi

Ekonomi12 Dilihat

Palembang,Focuskini

Inovasi teknologi berupa pengering biji kopi berbasis Artificial Intelegent (AI) yang dibuat oleh sejumlah Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) yakni Smart Solar Dryer ternyata mampu membantu proses pengeringan biji kopi jauh lebih cepat.

Ketua Periset Berdikari Polsri Ade Silvia Handayani mengatakan Smart Solar Dryer berbasis AI tersebut dibuat karena melihat permasalahan terkait penjemuran biji kopi dipinggir jalan oleh petani kopi di Provinsi Sumatera Selatan.

“Kondisi penjemuran tradisional yang dilakukan di atas tanah atau jalanan selama ini sempat menjadi sorotan calon investor kopi. Mereka menilai kopi lokal belum memenuhi standar ekspor karena proses pengeringan yang tidak higienis,” ujar Ade saat dibincangi langsung, Selasa (17/6/2025).

Ade menjelaskan dengan adanya Smart Solar Dryer ini dapat membantu pengeringan biji kopi lebih cepat tanpa terkontaminasi oleh debu ataupun terlindas oleh kendaraan yang melintas di jalan.

Penjemuran konvensional rentan terkontaminasi karena diinjak atau dilindas kendaraan. Dengan adanya inovasi baru ini membuat biji kopi tidak mudah hancur dan juga mempercepat waktu pengeringan hingga 3 minggu.

“Dengan menggunakan rumah pengering ini, biji kopi ini hanya perlu waktu 10 hari untuk mengeringkannya. Jadi, mempercepat waktu pengeringan hingga tiga minggu. Karena suhu dijaga stabil untuk menghasilkan karamelisasi yang sempurna,” jelasnya.

Smart Solar Dryer ditenagai empat panel surya berkapasitas sekitar 400 watt, yang mana membuat ramah lingkungan dan hemat energi.

“Kita mengembangkan sistem penjemuran tertutup, yang suhunya kita jaga stabil di rentang 40-50 derajat Celsius. Karena suhu di daerah ini sangat fluktuatif, alat ini memastikan proses pengeringan tetap optimal selama 24 jam,” ungkapnya.

Selain itu, proses pemantauan juga dilakukan secara real-time melalui Android dan website, bahkan dilengkapi CCTV untuk pemantauan visual di malam hari.

“Siang hari energi matahari diserap untuk mengisi baterai, malam harinya digunakan untuk menjaga suhu. Jadi tidak bergantung pada listrik PLN,” tuturnya.

Teknologi ini mendapat dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk merancang alat pengering kopi otomatis berbasis IOT dengan kecerdasan AI dan Machine Learning.

Kendati demikian, pengembang menyadari bahwa harga tersebut mungkin belum terjangkau oleh petani kecil.

“Ke depan, kita akan sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Misalnya dengan membuat versi yang lebih murah menggunakan microcontroller dan bahan-bahan konvensional seperti plastik dan kayu. Walaupun daya tahan mungkin lebih pendek, tapi bisa jadi solusi bagi petani mandiri,” imbuhnya.

Saat ini, SMK Negeri 1 Jarai menjadi pusat pengembangan teknologi Smart Solar Dryer. Sebab, sekolah tersebut memiliki jurusan Agribisnis.

“Sekolah ini menjadi pionir dalam pengembangan rumah kopi dari hulu ke hilir. Proses yang dulunya hanya sampai pada barista, kini diperluas hingga ke tahap processing, termasuk penjemuran, huller, dan pengemasan. Di sini prosesnya sudah lengkap, harapannya ini bisa menjadi model hilirisasi kopi rakyat yang terintegrasi,” ucap dia. (Tia)