Pagaralam, Focuskini
AZWAR (35), salah seorang petani Pagar Alam yang bertanam Ubi Jepang mengatakan, dirinya baru saja melakukan panen Ubi Jepang, yang proses tanam sampai panen merupakan bantuan pemodal.
Menurutnya pula, bahwa bertanam Ubi Jepang memang sangat menguntungkan petani. Apalagi dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemilik modal. Artinya, kata dia, petani tinggal fokus bagaimana caranya agar produktivitas Ubi Jepang yang ditanam hasilnya melimpah, karena pasar sudah ada dan harga pun sudah pasti.
“Jadi setelah dipotong modal, maka hasil penjualan dibagi dua dengan pemilik modal itu sendiri,” terang dia.
Terus, pemeliharaan Ubi Jepang tidaklah sulit. Setelah lahan siap, bibit langsung ditanam. Kemudian lahan yang sudah ditanami tersebut digenangi dengan air, setelah umur satu bulan baru dilakukan penyemprotan.
“Yang penting setiap bulan itu, apabila batang bibit yang ditanam sudah merambat dan menyatu antara batang satu dengan batang yang lain, maka harus nyempulat (dibalik),” kata dia.
Jika tanaman tersebut tumbuh normal dan sehat, maka bisa menghasilkan 700-800 kilogram umbi bahkan lebih perkubiknya. Sebab, rata-rata satu batang tersebut umbinya bisa 3 bahkan lebih.
Enaknya lagi, sambung Azwar, jika bertanam ubi jepang itu menggunakan modal pribadi atau tidsk mendapat modali orang lain, petani tidak akan terbebani harus mengembalikan modal terlebih dulu setelah panen.
“Namun hal itu bisa dilakukan apabila Ubi Jepang ini bisa dijual sendiri. Karena saat ini hanya pemilik modalah yang punya tempat pemasarannya,” ucapnya.