Disbudpar Sumsel Targetkan 10 Juta Wisnus Hingga Akhir Tahun 2024

Uncategorized70 Dilihat

Palembang, Focuskini

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Selatan menargetkan sebanyak 10 juta wisatawan nusantara (wisnus) atau sebesar 67 persen melakukan kunjungan ke wisata yang ada di Sumsel hingga akhir tahun 2024.

“Kita menargetkan sebanyak 10 juta wisnus untuk tahun ini, karena hingga bulan Juli sudah mencapai kurang lebih 8,8 juta pengunjung,” ujar Plt Kadisbudpar Sumsel Pandji Tjahtanto saat dibincangi langsung di ruang kerjanya, Selasa (22/10/2024).

Pandji menyebutkan jika di tahun 2023 kunjungan wisatawan ke Provinsi Sumsel hanya sebesar 3,3 jutaan, itu perbandingannya jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2024.

“Terakhir itu tercatat 1072 tempat wisata, ini kan ada wisata alami juga buatan, ada yang sudah dikelolah dan juga yang belum dikelolah dan ini semakin bertambah, jadi jumlah kunjungan wisatawan juga semakin membaik perkembangannya. Untuk wisnus di tahun 2023 jumlahnya 3.347.378, untuk wisatawan manca negara (wisman) melalui catatan imigrasi di bandara berjumlah 390,” kata Pandji.

Ia menjelaskan menurut data BPS jika Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II yang tidak lagi berstatus Internasional cukup mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke Kota Palembang, serta membuat wisman tidak tercatat di Disbudpar Sumsel.

“Ini ada kendalanya di bandara kita yang saat ini sudah tidak lagi berstatus internasional, itu cukup mempengaruhi yang mana BPS mencatatnya itu di kedatangan internasional (imigrasi). Karena kita tidak lagi berstatus internasional, jadi sekarang mereka kebanyakan mampir ke Jakarta dulu atau ke Batam, setelah itu biasanya baru ke Palembang. Jadi tidak tercatat sebagai wisman di kita, tetapi ada di BPS saja,” jelasnya.

Ia mengatakan kedepan akan menggandeng Disbudpar Kabupaten/Kota yang ada di Sumsel untuk meningkatkan SDM dalam bidang pemandu wisata dan juga memanfaatkan media sosial yang dikemas dengan baik untuk promosi.

“Kita mencoba menggandeng dinas kebudayaan dan pariwisata di kabupaten/kota baik masalah pemandu wisata, media, kemudian juga promosi yang mana kan mengemas supaya itu mengena. Kami di disbudpar juga mempunyai pesona indonesia, medsos seperti instagram, youtube, semuanya kita optimalkan.  Kita juga mulai mengembangkan potensi pemandu wisata yang mana mereka akan kita fasilitasi untuk pelatihan dan diberikan sertfikat. Untuk itu juga kita akan memilih, supaya nanti pengelompokannya juga bagus dan lebih optimal. Misalkan pemandu wisata nanti mereka dapat sertifikat dan di akui pemerintah,” kata dia. (Tia)